SEMARANG – Setelah sempat menipis, stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang kini dipastikan aman.
Menipisnya stok darah terjadi pada bulan Desember hingga awal Januari ini.
Penipisan itu terjadi seiring meningkatnya permintaan trombosit karena kasus Demam Berdarah.
Kini PMI memastikan permintaan darah dari fasilitas kesehatan atau rumah sakit dapat terpenuhi.
Bendahara PMI, Jacobus Dwihartanto menyatakan, pihaknya mengajak masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap pentingnya kebutuhan darah.
Hal itu penting dilakukan agar tidak sampai terjadi kekosongan darah.
“Bulan ini stok darah lebih dari cukup dan aman. Sebelumnya memang sempat mengalami kekurangan,” kata Jacobus usai meninjau Kantor Unit Donor Darah PMI Kota Semarang, Jumat 13 Januari 2023.
Jacobus juga ingin mengomunikasikan dengan PMI Kota Semarang berkenaan rencana penambahan sarana prasarana pendukung.
Salah satunya freezer room untuk menyimpan kantong darah.
Kedatangannya juga untuk memastikan kesiapan PMI Kota Semarang terkait pengolahan plasma atau fraksionasi plasma, yang nantinya untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan.
Untuk diketahui, PMI Kota Semarang termasuk satu di antara Unit Transfusi Darah (UTD) yang sudah mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM.
Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Semarang, dr Anna Kartika YA MBiomed mengakui, stok darah di UTD ini sempat menipis pada akhir Desember dan awal Januari.
“Stok darah sekarang sudah aman, walaupun pada awal dan akhir tahun kemarin sempat kekurangan, karena permintaan trombosit meningkat.”
“Sisi lain, komponen darah punya kadaluwarsa yang berbeda, untuk trombosit hanya lima hari,” ujarnya.
Anna menyebut, permintaan darah di UTD ini berkisar 350 kantong per hari.
Dengan demikian, setiap bulan permintaan darah mencapai 9.500 sampai 10.000 kantong darah.
Permintaan tersebut masih dapat terpenuhi dari 6.500 pendonor setiap bulannya.