Sofi Korban Begal di Rembang Mulai Sembuh tapi Masih Trauma

Avatar photo

REMBANG  Balutan perban masih melingkar di jari tangan Sofi. Perban itu masih menempel di dahi dan kepalanya. Luka tersebut didapatnya karena dibacok pelaku begal yang keji. Dia masih trauma. Ini terlihat dari mimik wajahnya.

Sesekali, suara rintihan mengerang dari mulutnya. Sofi mengaku masih merasakan sakit atas kejadian tak mengenakkan yang dialaminya. “Ya Mas, masih sakit. Sudah beberapa hari ini juga belum mandi,” tutur Sofi saat ditemui di rumahnya Kamis (12/1). Sofi mengaku, Jumat (6/1) petang lalu, menjadi hari kelamnya. Betapa tidak, perbuatan pelaku nyaris saja membuatnya meregang nyawa karena dia banyak kehilangan darah.

Sofi juga tak menyangka insiden itu menimpanya. Sebab, seharusnya ia bisa mendapatkan uang dari hasil penjualan handphonenya.       Namun, malah menjadi sasaran begal. Ia dibacok dan hampir kehilangan nyawanya. “Sudah serasa mati saja waktu itu,” kenangnya.

Hal itulah, yang membuatnya benar-benar tak menyangka. Karena selama ini, semua jual-beli alias cash on delivery (COD) yang rutin dilakukannya, biasanya mulus-mulus saja. Tidak ada kendala. Sekalipun COD-an itu harus ke luar kota. Semua aman-aman saja.

Namun hal berbeda saat dia COD di dekat kampungnya. Justru ia menjadi sasaran pelaku kejahatan sadis. “Saya sudah menjalani servis dan jual beli handphone sejak 2019. Tidak ada masalah ketika COD-an dengan orang. Baru kali ini, hal tak mengenakkan terjadi,”  sambung dia. Meski begitu ia masih bersyukur. Karena dia berhasil selamat dari insiden tersebut.

Pemuda kelahiran 19 Mei 1999 itu berkisah, sebelum menekuni jual beli handphone, ia bekerja di pabrik kayu di wilayah Gununggangsir, Kecamatan Beji, sekitar tahun 2018 silam. Ketika itu dia baru lulus SMK di wilayah Rembang.

Tapi itu tak lama. Hanya tujuh bulan saja. Karena kontrak kerjanya habis, dia harus jadi pengangguran. Untuk kehidupan yang lebih baik, ia belajar servis handphone. Ia belajar mengutak-atik handphone ke teman. Hingga kemampuannya mumpuni. Ia pun menekuni usaha servis dan jual hape tersebut.

Demi menunjang kerja, ia pun membeli motor Honda Beat yang akhirnya dirampas orang. Tak mudah untuk mendapatkannya. Karena untuk bias memiliki harta bergerak itu, Sofi harus menabung dengan susah payah.

Kebetulan Parisi kepala desa Krengi, mau membantunya agar bisa membeli motor tersebut. “Saya beli tahun 2020 dibantu Pak Lurah. Pelan-pelan saya bayar. Ada uang, saya bayar. Kadang Rp 300 ribu, kadang Rp 500 ribu sebulan. Pernah juga tidak membayar karena tidak ada uang,” kisah dia.

Hingga November 2022 kemudian, motornya yang senilai Rp 13 juta, lunas. Dia merasa bebannya berkurang. Sehingga, bisa menabung untuk keperluan yang lainnya.

“Tak bisa saya bayangkan, kalau harus kehilangan Sofi juga. Sudah bapak dan adiknya juga meninggal, masa dia (Sofi, red) harus mengikuti jejak mereka,” ungkap Solihah sembari berlinang air mata.

Ia pun bersyukur anaknya selamat dalam insiden tersebut. Meski akhirnya, anaknya harus kehilangan motornya. “Motor kan bisa dicari lagi. yang penting anaknya selamat,” aku dia yang menyebut kalau Sofi ditinggal bapaknya sejak usia 6 tahun.

Solihah juga bersyukur, karena akhirnya motor anaknya benar-benar tergantikan. Setelah Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Sudiono Fauzan membantu. Untuk menghadiahkan motor kepada anaknya. “Alhamdulillah dapat bantuan motor. Semoga berkah,” tuturnya.

Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Sudiono Fauzan berujar, bantuan motor itu diberikan, sebagai bentuk simpati dan empati korban. Karena sudah menjadi korban begal. Apalagi, Sofi harus banting tulang untuk mendapatkan motor.

“Kami sudah mendengar cerita tentang korban. Ia anak yatim sejak kecil. Ia bersusah payah untuk mendapatkan motor tersebut. Eh… malah dibegal. Itu membuat kami terenyuh dan memilih memberikan hadiah motor tersebut untuk mengurangi bebannya,” ujar dia

Berkaitan dengan biaya rumah sakit, pihaknya memastikan kalau semua itu sudah ditanggung pemerintah. “Saya sudah komunikasi dengan Dinkes dan juga RSUD Bangil. Semua biaya ditanggung pemerintah. Artinya gratis. Jadi, tidak lagi menjadi beban bagi korban,” jelasnya.

#Polrestabes Semarang, #Polres Rembang, #Polres Demak, #Polres Pati, #Polres Banjarnegara, #Polres Semarang, #Polres Batang, #Polres Pangandaran, #Polres Mempawah, #Pemkab Banjarnegara, #Kabupaten Banjarnegara, #Polda Jateng, #Polda Kalbar, #Polda Jabar, #Hendri Yulianto, #Budi Adhy Buono, #Irwan Anwar, #Dandy Ario Yustiawan, #Kapolres Sintang, #AKBP Tommy Ferdian