Sebut Pelaku Tak Ada Itikad Baik, Keluarga Korban Tabrakan di Semarang Ingin Proses Hukum Berlanjut

Avatar photo

SEMARANG, Jateng – VR ,18, korban kecelakaan motor sport di Semarang masih terbaring tak sadarkan diri di ICU RSUP Kariadi. Korban terlibat kecelakaan di Jalan Mayjend Sutoyo, pada Selasa, 8 Maret 2023.

Saat kejadian, korban bersama rekannya M, 15, yang tengah mengendarai sepeda motor terlibat kecelakaan dengan Kenny Putra, 15, yang mengendari motor sport Yamaha R25. KP juga saat itu tak sendiri, dia memboncengi T, 15.

Kuasa hukum VR, Feynita Susilo menyebut tak ada itikad baik, empati dan permintaan maaf dari pihak KP sebagai pelaku. Atas dasar itu, pihak keluarga VR menyatakan ingin proses hukum tetap berjalan.

“Sikap Keluarga VR adalah akan terus melanjutkan proses hukum dan memohon agar pihak kepolisian tetap menunjukan komitmen dan kesungguhannya mendalami permasalahan ini,” ujar Feynita dalam keterangannya, Minggu, 19 Maret 2023.

Feynita mengatakan, kondisi VR saat ini masih berada di ruang ICU dengan luka berat yaitu pendarahan di batang otak, retak dibagian tengkorak kepala, patah tulang pipi, pembengkakan di paru, dan pendarahan pada paru-paru.

Dia menyebut, pihak Keluarga VR dan KP beberapa kali bertemu. Namun pihak keluarga KP tidak menunjukan impresi positif dan empati kepada VR.

“Bahkan dalam sebuah kesempatan keluarga KP sempat mengatakan bahwa pihaknya akan menunggu terlebih dahulu hasil penyelidikan dari pihak kepolisian yang menyatakan bahwa KP bersalah,” kata Feynita.

Atas dasar ini, Feynita menyatakan pihak keluarga akan meneruskan kasus ini menuju proses hukum. Apalagi, T selaku pihak yang dibocengi oleh KP tak bersedia memberikan keterangan kepada penyidik.

“Pihak yang dibonceng oleh KP tidak mau diperiksa. Hingga saat ini pihak keluarga VR tidak mengetahui alasannya mengapa pihak yang dibonceng KP tersebut tidak kooperatif. Hal ini kami duga bisa saja dapat menghambat proses penyidikan. Kami masih menunggu sikap pihak kepolisan terkait hal ini,” kata Feynita.

Feynita mengaku pihaknya sudah menyerahkan beberapa dokumen lain terkait dengan kegiatan pelaku yang masih di bawah umur mengendari motor sport.

“Apabila memang akun instagram ini benar dikelola atau dimiliki atau memuat tentang KP, maka Kami menduga bukan kali pertama KP mengendarai motor meski pun masih berusia 15 tahun,” kata dia.

Selain itu, Feynita juga mengaku menyerahkan tautan sebuah kanal youtube diduga milik orang tua KP. Kanal ini memuat beberapa konten berkendara motor berkecepatan tinggi. Atas dasar itu, Feynita menduga ada peranan orang tua yang turut memengaruhi perilaku mengendarai motor dengan kecepatan tinggi oleh KP.

“Kami memohon pihak kepolisian mendalami juga perihal peranan beberapa pihak serta pertanggungjawaban hukum pidana yang dimungkinkan sehubungan dengan dugaan ini atau setidaknya hal-hal yang memberatkan,” kata Feynita.

Dalam kesempatan ini, Feynita turut menceritakan kronologi kejadian. Saat itu, VR yang tengah memboncengi M hendak menyebrang menuju Jalan Mayjend Sutoyo, Semarang. Namun tiba-tiba kendaraan yang dia bawa ditabrak dari arah samping oleh KP yang memboncengi T.

“Berdasarkan rekaman CCTV tampak VR dan M sedang berboncengan dari arah Jalan Brumbungan kemudian menyebrang ke ruas Jalan Mayjen Sutoyo, ketika dari arah samping motor Yamaha R25 yang di tumpangi oleh KP dan T menabrak VR dan M. Motor Yamaha R25 diduga dikendarai KP dengan kecepatan tinggi tanpa upaya mengerem sehingga tabrakan berakibat fatal,” kata Feynita.

Feynita menyebut, dalam tiga rekaman CCTV yang telah diserahkan kepada penyidik terlihat KP tidak menggunakan helm. Menurut Feynita, KP juga diduga mengendarai motor dengan kecepatan yang melebihi batas, yaitu 50 kilometer per jam sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang-undangan atau sebagaimana tercantum pada tanda marka jalan di lokasi kejadian.

“Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 Tentang Jaringan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, telah menentukan dalam Pasal 23 Ayat 4 bahwa ‘kecepatan maksimal di jalan tol 100 kilometer per jam. Kecepatan maksimal di jalan antarkota 80 km per jam. Kecepatan maksimal di kawasan perkotaan 50 kikometer per jam’,” kata Feynita.

Sebelumnya, empat pelajar terlibat kecelakaan di Jalan Mayjen Sutoyo Depan Gang Anggrek III Kota Semarang. Sampai saat ini, para pelajar yang terlibat kecelakaan dilarikan ke RSUP Kariadi Semarang.

Kasubnit Lantas Polrestabes Semarang, Ipda Agus Trihandoko mengatakan, empat pelajar yang terlibat kecelakaan bernama Kenny Putra, 15, Vito Raditya, 18, Prajna Metta ,18, dan Talitha Azalia, 15.

“Korban dirawat di RSUD Dr. Kariadi Kota Semarang,” jelasnya saat dikonfirmasi, Rabu, 8 Maret 2023.

Dia menjelaskan, kecelakaan tersebut bermula saat sepeda motor Jupiter menyebrang dari arah Utara (Dr Panjaitan) ke arah Selatan (Gang Anggrek III).

“Penyebab kecelakaan diduga pengendara kurang waspada pandangan samping kiri dan tidak menunggu bebasnya arus lalu lintas,” kata dia.

Setelah itu, pengendara sepeda motor Jupiter adu banteng dengan pengendara sepeda motor Yamaha R25 yang melaju dengan kecepatan tinggi.  “Saat ini sepeda motor Yamaha R25 melaju dari arah MT. Haryono ke Gajahmada,” ujarnya.

sumber: medcom

 

#POLDA JATENG, #JATENG, #JAWA TENGAH, #POLRESTABES SEMARANG, #POLRES REMBANG, #POLRES DEMAK, #POLRES BANJARNEGARA, #POLRES PATI, #POLRES SEMARANG, #POLRES BATANG, #SEMARANG, #PATI, #DEMAK, #BANJARNEGARA, #BATANG, #UNGARAN, #POLRI NEWS, #DENSUS, #POLRI, #BANSOS POLDA, #POLDA DAN COVID, #VAKSINASI POLDA, #LISTYO SIGIT, #OKNUM POLISI, #HUMAS POLRI, #HUMAS, #DIVHUMAS, #BIDHUMAS POLDA JATENG