JAKARTA – Saidiman Ahmad, menyebut kehadiran buzzer politik di sosial media tidak berpengaruh besar bagi perpolitikan di Indonesia.
Alasannya buzzer masih kalah berpengaruh dari isu lainnya, seperti naik turunnya BBM
“Misalnya kenaikan BBM itu besar pengaruhnya, kalau buzzer politik tentu masih perdebatan. Apakah medsos jadi sumber kebenaran publik atau tidak itu perdebatan juga. Tapi menurutku media mainstream sangat berperan, seperti televisi, koran, radio, dan internet yang lebih dipercaya dibanding Twitter dan Instagram,” ujar Saidiman di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (19/01/2023).
Saidiman menambahkan, kehadiran influencer pun juga tidak terlalu berpengaruh pada politik di media sosial
Karena informasi di media sosial diproduksi dari media mainstream yang ada di Indonesia.
“Alat ukurnya media mainstream, kalau ada isu yang hanya di medsos tidak ada di mainstream orang kan nggak baca. Jadi media mainstream masih jadi sumber kebenaran buat kita bukan medsos,” kata Saidiman
Karena itu, Saidiman pun menyarankan bagi pasangan calon presiden dan wakil presiden beserta tim pemenangannya bila menemukan informasi dari buzzer medsos akan segera cari klarifikasi dan pembandingnya
“Caranya menurut saya sudah oke sekarang bahkan pemain medsos kalau ada berita mereka cepat-cepat cari pembandingnya apakah ini benar atau tidak yah salah satu sumbernya media mainstream. Mereka nyari apakah hoax atau tidak dan sekarang sudah muncul kesadaran itu. Dan saya kira lama-lama itu akan terus terjadi,” tuturnya