Berita  

Ribuan Orang Tumplek Blek Antusias Ikuti Tradisi Meron di Pati

Avatar photo

PATI – Ribuan orang tumpah ruah di Jalan Pati-Purwodadi Desa/Kecamatan Sukolilo kemarin siang. Mereka antusias mengikuti tradisi Meron yang digelar rutin setiap tahun untuk memperingati maulid Nabi Muhammad.

Ada 13 gunungan yang disiapkan. Berbaris dari pasar hingga sekitar kantor BNI Sukolilo. Gunungan ini menjulang tinggi dengan isian jajan, ronce, dan yang paling atas adalah patung ayam jago yang dilingkari rangkaian bunga. Gunungan ini dibuat kepala desa dan semua perangkat desa kecuali petengan. Sedangkan isiannya disiapkan masyarakat.

Ali Zuhdi, tokoh desa yang juga panitia tradisi Meron mengungkapkan, tradisi ini kali pertama digelar pada masa Kesultanan Mataram pada awal abad ke-17. Atas izin Sultan Agung. Penggunaan nama Meron sendiri artinya ”ramenya tiron-tiron” atau ramainya meniru. Yaitu meniru tradisi Sekaten. ”Sejarahnya tidak lepas dari pengaruh Mataram pada masa itu, karena pencetusnya dari sana,” paparnya saat membacakan sejarah tradisi tersebut.

Penjabat (PJ) Bupati Pati Henggar Budi Anggoro menyebut, tradisi ini menjadi magnet wisata budaya di Kota Mina Tani. ”Meron merupakan tradisi yang sudah mendapat predikat sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Karena itu tradisi ini telah diakui di kancah nasional. Kita patut berbangga,” jelas Henggar.

Baca Juga :  Disapu Angin, Satu Rumah di Dukuhseti Pati Roboh

Untuk diketahui, Desa Sukolilo mendapat program desa pemajuan budaya melalui tradisi ini. Potensi ini diharapkan bisa ditingkatkan, agar tercipta multiplier effect ekonomi yang bisa menyejahterakan masyarakat.

”Ayo kita kenalkan lebih luas lagi tradisi ini. Jangan ada rasa malu. Karena ini budaya yang sudah diakui nasional. Gaungkan di media-media sosial. Agar citra positif Kabupaten Pati di dunia luar semakin baik,” ajaknya.

Henggar menambahkan, tradisi Meron menjadi bagian penting dari edukasi sejarah bagi generasi muda. ”Saya berharap jangan sampai generasi muda tidak tahu sejarah dan asal usulnya,” pesannya.