Polres Rembang Turun tangan, Stunting di Kabupaten Rembang Sentuh 11,8 Persen

Avatar photo

REMBANG – Upaya penurunan stunting di Kabupaten Rembang menuai hasil. Kasus stunting di wilayah itu turun hingga menyentuh 11,8 persen, jauh lebih rendah dari kondisi September lalu, yang masih 13,9 persen.

Penurunan angka kasus penyakit gagal tumbuh pada anak itu diungkapkan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Rembang, yang juga Wakil Bupati Rembang Mochamad Hanies Cholil Barro’, saat evaluasi dan rencana tindak lanjut audit kasus stunting di tingkat Kabupaten Rembang, Senin (14/11/2022).

Ditambahkan, angka 11,8 persen itu berdasarkan data dari elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).

“Pada saat lokakarya tingkat kecamatan, pada saat ini, kita sudah di 11,8 (persen) menurut e-PPBGM. Atau ada 4.480 balita yang stunting di Kabupaten Rembang,” imbuh Gus Hanies, sapaannya.

Menurutnya, penurunan stunting di Kota Garam itu terbilang cukup bagus, dari yang ditargetkan pemerintah 14 persen tahun 2024, saat ini sudah 11,8 persen. Dengan perkembangan itu, Pemkab Rembang menargetkan bisa mencapai satu digit atau di bawah 10 persen pada 2025 mendatang.

Wabup mengungkapkan, kesuksesan percepatan penurunan kasus stunting dari tahun ke tahun itu tak lepas dari kesadaran masyarakat. Warga sudah sadar pentingnya kesehatan, kerja keras tim pendamping keluarga, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) tingkat desa, bidan desa, dan kader temokno, laporno, openi (Telponi).

Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Kabupaten Rembang, Teguh Gunawarman mengungkapkan, pihaknya telah melaksanakan pendataan keluarga pada Juli sampai September 2021. Pendataan menyasar empat kelompok sasaran, meliputi remaja, calon pengantin (catin), ibu hamil (bumil), dan anak di bawah lima tahun (balita).

“Berdasarkan pendataan tersebut, jumlah sasaran mencapai 86.365 Kepala Keluarga (KK). Dari jumlah itu sebanyak 29 persennya atau 24.713 keluarga, berisiko stunting,” pungkasnya.