SALATIGA – Bawaslu Kota Salatiga membentuk kampung pengawasan untuk mengantisipasi adanya konflik dalam pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Hal tersebut disampaikan saat digelarnya konsolidasi pengawasan tahapan pemilu di Hotel Grand Wahid Kota Salatiga yang diikuti oleh perwakilan partai politik, TNI, Polri, KPU Kota Salatiga dan dinas terkait.
Ketua Bawaslu Kota Salatiga, Agung Ari Mursito mengatakan bahwa Kota Salatiga sampai saat ini belum pernah ada sejarah konflik.
Namun pihaknya tetap melakukan antisipasi dengan menggunakan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP).
“Karena Salatiga kondusif sudah sejak lama apalagi terkait dengan kepemiluan dan belum pernah ada sejarah terjadi konflik maka ini tetap kita pertahankan,” kata Agung, Sabtu (5/11/2022).
Disisi lain pihaknya juga sedang melakukan penyusunan IKP dan ada 61 elemen yang akan disampaikan kepada responden.
“Para responden ini nantinya akan kita datangi dan wawancara terkait dengan IKP,” ujarnya.
Menurutnya sinergi antar stakeholder sangat perlu dilakukan terlebih pemetaan rawan konflik sejak awal.
Hal itu dilakukan untuk menciptakan kondisi yang kondusif di Salatiga yang melibatkan semua komponen untuk menciptakan kondisi yang aman menuju pemilu di tahun 2024.
“Ini kita akan petakan secara keseluruhan dan harapannya bisa menjaga kondusifitas di Salatiga sehingga kita bisa menjaga toleransi yang sudah dibentuk seluruh komponen di Salatiga,” paparnya.
Ada berbagai macam kerawanan terkait Pemilu di Kota Salatiga seperti kampanye hitam, hoaks, intimidasi yang nantinya dirangkum dalam IKP nantinya.
“Sehingga dengan adanya IKP dapat mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” ucapnya.
Untuk saat ini Bawaslu belum bisa memetakan titik kerawanan di Kota Salatiga karena sampai saat ini masih dilakukan proses pemetaan.
“Untuk pengalaman dulu ada kerawanan terkait politik uang dan itu terjadi terutama di pinggiran Kota Salatiga seperti Noborejo, Kumpulrejo dan lainnya,” katanya.
Pihaknya juga sedang membentuk kampung pengawasan di wilayah Ploso Randuacir.
“Ini juga untuk memperkecil ruang gerak partai terkait politik uang,” jelasnya.
Selain itu, Kasat Reskrim Polres Salatiga AKP, Nanung Nugroho mengaku Salatiga menjadi kota yang sangat kondusif padahal dari sisi geografi diapit dua kota yang rentan Kerawanan Pemilu.
“Secara demografi Salatiga juga banyak suku. Namun sangat kondusif,” kata Nanung.
Dikatakan kehidupan masyarakat kota biasanya sangat egoistis namun Salatiga tidak seperti itu, masyarakat sangat guyub dan kondusif.
Pihaknya melihat situasi Kamtibmas baru-baru ini menjadi perhatian dan harus diwaspadai. Bisa menimbulkan konflik apalagi menjelang tahun politik. Salah satunya adalah tawuran.
“Daerah kita ini sering dijadikan ajang tempat tawuran dari luar antara geng dari Boyolali dengan geng dari daerah Semarang,” jelasnya.
Hal itu menurutnya juga menjadi kerawanan yang harus dipetakan segera mungkin agar situasi mendekati tahun politik bisa berjalan dengan aman, nyaman, dan kondusif.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Salatiga, Dance Ishak Palit penyusunan indeks Kerawanan Pemilu sangat penting mencegah terjadinya hal-hal yang muncul saat pemilu.
“Seperti contoh adanya surat suara yang kurang atau tidak mencukupi. Serta hal-hal lain,” kata Dance.