Banjarnegara – Sebanyak 28 Pengurus takmir dan 15 penyuluh dari Kementrian Agama Banjarnegara mengadakan studi banding ke Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Selasa dan Rabu (6-7/12/2022).
Hari pertama peserta mendapat pembekalan tentang managemen dari pengelola masjid Jogokariyan di Meeting room Grage Hotel Yogyakarta , pada hari kedua peserta diajak melihat langsung pengelolaan di masjid Jogokariyan.
Kabag Kepala Bagian Kesra Sekretariat Daerah Banjarnegara Handono berharap kegiatan peningkatan SDM Takmir dilakukan untuk menyiapkan takmir masjid agar mampu mengelola masjid lebih baik lagi sehingga masjid bisa memainkan fungsi lebih baik lagi.
“Kami berharap nantinya masjid yang bapak kelola bisa menjadi media untuk dakwah sekaligus untuk pemberdayaan ekonomi yang bermuara kepada kemakmuran masyarakat,” kata Handono.
Handono mencontohkan masjid Jogokariyan yang bisa memberikan dampak positif bagi warga sekitar, karena selain berfungsi sebagai tempat ibadah, keberadaan masjid bisa memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan masyarakat luas.
“Untuk itu kami ingin dan meniru managemen di masjid jogokariyan, sehingga peserta perwakilan masjid bisa mengambil manfaat dari kegiatan ini, ilmunya makin bertambah dan bisa diaplikasikan di masjid kita masing masing,“ lanjutnya.
Melihat animo dan antusias peserta studi banding, kedepan pihaknya berharap agar kegiatan peningkatan SDM pengurus takmir diikuti lebih banyak pengurus takmir, sehingga makin banyak masjid yang bisa mengambil manfaat dari kegiatan kegiatan peningkatan SDM.
Sementara Plt Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda, Dedi Restioko menambahkan, peningkatan SDM bagi pengurus takmir bisa membuka wawasan tentang bagaimana mengelola masjid lebih amanah dan lebih profesional.
Dedi mengatakan, Masjid Jogokariyan sudah terkenal dalam managemen pengelolaan masjid , serta menjadi barometer dan ukuran untuk kegiatan pembelajaran atau studi banding.
Adanya pasar tiban di komplek masjid Jogokariyan mampu meningkatan ekonomi masyarakat.
“Kami berharap peserta pelatihan ini mampu megambil ilmu dari pengelola masjid , terutama dalam peningkatan perekonomian di masjid bapak ibu sekalian,” ujarnya.
Dedi juga berharap kegiatan peningkatan kapasitas pengurus takmir mampu mendorong ekonomi masyarakat dan berperan pada peningkatan IPM di Banjarnegara.
“Peran ini bisa diharapkan oleh masyarakat, sehingga peran APBD sangat dibutuhkan untuk menggerakan ekonomi masyarakat dan swasta,“ ujarnya.
Saat menerima rombongan pengurus takmir Masjid Banjarnegara, Biro management masjid masjid Jogokariyan Jogjakarya Enggar Haryo Panggalih, mengatakan, ukuran kemakmuran masjid bukan diukur dari besarnya masjid, namun lebih kepada seberapa banyak Jemaah yang melaksanakan sholat 5 waktunya.
“Jadi kami disini sebagai pengelola berupaya untuk tidak memberikan beban kepada masyarakat, namun lebih kepada memberikan kemanfaatan kepada masyarakat, sehingga masjid benar- benar menjadi tempat yang bisa memberikan manfaat bagi masyarakat khusunya Jamaah masjid,” katanya.
Pengelola masjid juga menginginkan agar masyarakat bisa merubah mindset untung rugi namun, bagaimana mampu menumbuhkan karakter agar masjid bisa kembali makmur seperti masjid pada jaman Rasulullah SAW yaitu sebagai tempat ibadah, majlis ilmu, sarana dakwah, tempat bermusyarawah, rumah sakit, serta sebagai tempat singgah para musyafir.