Penampakan Kamar Bawah Tanah Diduga TKP Kyai Semarang Cabuli Santriwati, Warga: Katanya Isinya Bagus

Avatar photo

SEMARANG – Inilah penampakan kamar bawah tanah atau bungker yang sengaja dibangun dalam kasus Kyai Semarang cabuli santriwati.

Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al kahfi Kota Semarang, Muh Anwar (46) alias Bayu Aji Anwari menjadi tersangka kasus kekerasan seksual terhadap para santri perempuannya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun, tersangka memiliki ruang khusus berupa ruang kamar bawah tanah atau bungker untuk melancarkan aksi bejatnya.

Seperti dikutip Tribun Jatim dari penelusuran TribunJateng.com di lokasi , akses jalan menuju ke Ponpes berupa jalan menanjak dan sempit.

Lokasi ponpes juga tersembunyi lantaran tidak ada pelang nama dan terhimpit di antara permukiman warga.

Ada sepeda motor merek Yamaha Vega yang mangkrak lantaran ban bocor dan berdebu.

Ada jaket kulit warna hitam kusam menggantung di depan pintu ponpes.

Di bawah jaket ada puluhan pasang sandal dan sepatu tertata di rak.

Di samping motor Vega tampak sepeda anak warna pink bersandar di rak sepatu.

Bangunan pondok tersebut seluas sekira 20 meter kali 10 meter dengan bangunan cor permanen dua lantai.Terdapat dua meteran listrik PLN di bangunan tersebut tertera nama tersangka Moh Anwar dan nama pondok pesantren Hidayatul Hikmah Al kahfi.

Hasil penelusuran Tribun, ternyata lokasi bungker yang dimaksud berada di belakang rumah milik tersangka.

Keberadaan bungker tersebut dibenarkan pula oleh warga sekitar yang mengaku pernah menyaksikan proses pembangunan bungker tersebut.

“Di pondok itu memang ada ruang bawah tanah, yang bangun pak Bayu (tersangka) dibantu santri laki-lakinya yang disuruh gali gerongan (lubang), kerjanya sampai jam 1 dinihari, lalu tanah hasil galian dibawa keluar sepertinya ke pondok satunya di Rejosari,” ucap warga sekitar pondok pesantren, Puji Astuti (43).

Pembangunan bungker tersebut sebenarnya sarat dengan konflik lantaran menyerobot tanah milik warga dekat pondok.

“Tanah yang gali itu milik kakak saya, Katanya beli. Tapi ya itu tidak jelas mana surat perjanjiannya,” ungkapnya.

Persoalan tersebut sempat dilaporkan ke pihak kelurahan dan Ketua RT setempat tetapi diklaim Astuti tak ada respon.

“Sudah dilaporkan ke pihak kelurahan tidak ada tindak lanjutnya. Begitupun ketua RT yang lama bukan yang ketua sekarang tak pernah respon,” bebernya.

Kendati begitu, ruang bawah tanah itu tetap dapat diselesaikan menjadi ruangan kamar.

“Membuatnya lama, ada setahun nan lebih. Kabarnya ruangan bawah tanah itu bagus, saya sih belum pernah masuk,” ujarnya.

Terpisah, Psikolog UPTD PPA Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang, Iis Amalia korban mendapatkan kekerasan seksual oleh tersangka di ruangan khusus di bangunan pondok.

“Korban Mawar usia 15 tahun mendapatkan kekerasan seksual berupa persetubuhan di lingkungan pondok pesantren dan sebuah hotel di kota Semarang,” tuturnya.

Seperti diketahui, pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al Kahfi Kota Semarang, Muh Anwar (46) alias Bayu Aji Anwari ditangkap Polrestabes Semarang atas kasus pelecehan seksual terhadap para santrinya.

Tersangka ditangkap dalam pelariannya di Kota Bekasi pada tanggal 1 September 2023.

“Sudah (ketangkap), nanti kita rilis,” ujar Kasatreskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Lumbantoruan saat dihubungi Tribun, Rabu (6/9/2023).

Fakta demi fakta terus terungkap dalam kasus Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al Kahfi Kota Semarang ini.

Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al kahfi Kota Semarang, Muh Anwar (46) alias Bayu Aji Anwari tersangka kasus kekerasan seksual ternyata suka memberi hukuman fisik terhadap para santri laki-lakinya.

Hukuman yang diterima para santri laki-laki berupa berjalan jongkok di tangga, dan hukuman fisik lainnya.

Hal itu diungkapkan oleh warga sekitar pondok pesantren tersebut, Puji astuti (43).

Ia menyebut, pernah dua kali melihat santri pria kena hukuman jongkok dan disuruh berjalan telanjang.

Baca juga: Kasus Tabib Cabul di Malang, Warga Ungkap Sosok Pelaku Sehari-hari: Kaget dan Tidak Menyangka

“Ketika santri laki-laki melakukan kesalahan disuruh jongkok jalan berapa jam gitu, pernah juga ada santri anak kecil ditelanjangi disuruh ambil air di bawah pondok.Pungungnya biru-biru,” ucapnya, Kamis (7/9/2023)

Pondok pesantren asuhan Bayu alias Anwari berada di area perbukitan kawasan permukiman Lempongsari.

Lokasinya hanya selemparan batu di dekat kantor Kelurahan Lempongsari persisnya di RT 3 RW 4, Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur.Menurut Astuti, warga sekitar sebenarnya sudah berusaha mencegah aksi kekerasan tersebut.

Namun, hanya ditanggapi dingin oleh yang bersangkutan.

“Kami sudah berusaha negur,” ungkapnya.

Kendati demikian, sosok Anwari dan istirnya sebenarnya dikenal cukup ramah di mata warga sekitar.Istrinya juga aktif mengikuti arisan di lingkungan RT setempat.

“Orangnya ke warga ramah , suka nyapa duluan, kan tahu ya sikap mereka ke santri,” bebernya.

Mereka tinggal di Lempongsari sudah sekira lima tahun.

Dulunya, rumah tersebut berupa rumah gubuk lalu dibangun permanen berupa bangunan cor dua lantai.

Di rumah dua lantai tersebut , Anwari tinggal bersama istri dan enam anaknya beserta sekira 20 santri baik perempuan dan laki-laki.

Santri perempuan tidur di lantai bawah bersama Anwari dan keluarga sedangkan santri laki-laki tidur di lantai dua.

“Ya fungsi rumah dua jadi rumah tinggal sekalian pondok pesantren, bangunan rumah tersebut sudah kosong setahun ini,” paparnya.

Sebelum ditinggalkan oleh tersangka, rumah tersebut layaknya pondok pesantren pada umumnya.

Yakni, ada aktivitas belajar agama seperti pengajian, tahlilan, dan lainnya.

Namun, para warga sekitar tidak ada yang mengikuti kegiatan keagamaan di pondok tersebut.

Sebaliknya tersangka juga tidak pernah mengisi kegiatan keagamaan di lingkungan sekitar.

Hanya saja, warga tak menyangka bahwa rumah tersebut menjadi lokasi kasus kekerasan seksual.

“Kami warga sini baru tahu akhir-akhir ini di media sosial Facebook. Tentu kami kaget tidak menyangka, petugas kebersihan situ ya kaget,” ungkapnya.

sumber: TribunJatim.com

 

Polda Jateng, Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Lutfi, Kabidhumas Polda Jateng, Bidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto, Polres Sukoharjo, Kapolres Sukoharjo, Ajun Komisaris Besar Polisi Sigit, Polres Rembang, Kapolres Rembang, Ajun Komisaris Besar Polisi Suryadi, Polres Pati, Kapolresta Pati, Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama, Polres Banjarnegara, Polrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, Polres Sragen

Ikuti berita terkini di Google News, klik di sini.