Salatiga – Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kota Salatiga mencapai 5.300 unit pada 2019. Pemkot berupaya mengatasi hal tersebut. Diantaranya dengan penyerahan stimulan rumah swadaya. Kini masih sekitar 3.700 rumah.
Hal itu diungkapkan kepala Dinas Pemukiman dan Kawasan Permukiman Enny Endang Surtiani disela kegiatan penyerahan BSRS oleh Pj Wali Kota Sinoeng N Rachmadi.
“Stimulan ini diharapkan bisa menggerakkan masyarakat yang lain agar bisa ikut membantu,” tutur Enny.
Pada tahun 2022 ini, Perkim menyalurkan dana sebesar Rp 2,1 miliar untuk bantuan 108 unit rumah. Masing-masing penerima bantuan mendapatkan bantuan senilai Rp 18,885 juta. Dengan rincian, Rp 16,5 juta berupa bantuan material bangunan dan Rp 2,355 juta untuk bantuan membayar tenaga.
Pj wali kota Sinoeng N Rachmadi menuturkan jika program ini merupakan Kolaborasi dengan DPRD untuk percepatan penanganan kemiskinan. Percepatan sampai akhir tahun anggaran. 2023 akan 200 rumah. Diharapkan bisa menurunkan angka kemiskinan.
“Kita akan terus menurunkan angka meski secara Jawa Tengah sudah baik,” terang Sinoeng.
Salah satu penerima bantuan, Eko Purnomo mengaku senang dengan bantuan ini. Ia sudah membangun pondasi rumah sejak tahun 2018. Namun tidak ada biaya untuk membangun.
“Ini mendapat bantuan besi l, semen, pasir, balok, dan batu. Saya sudah punya batako 2000,” jelasnya.
Ia memperkirakan bisa menyelesaikan rumahnya. Ditambah dari sedikit tabungan milik pria yang bekerja sebagai buruh itu.