Berita  

Pasca Pencabulan Ketua RW, Dinsos Kota Malang Fasilitasi Psikolog untuk Dampingi Korban

MALANG – Ada perubahan perilaku 7 korban pencabulan kakek sekaligus Ketua RW, PBS (63) di Kota Malang. Awalnya suka bermain, kini jadi pendiam.

Perubahan perilaku korban pencabulan yang merupakan bocah laki-laki itu dibenarkan oleh Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito, Jumat (10/1/2025).

7 korban itu didapati ada yang berubah perilakunya saat pendampingan secara psikologi dari Dinsos-P3AP2KB, Polresta Malang Kota, Dinsos Provinsi, Komnas PA, dan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI).

“Jadi intinya 7 (korban pencabulan) dalam keadaan sehat secara fisik, tapi dari psikologis menurut laporan-laporan dari temen-temen psikolog, dan pendamping sosial ada beberapa yang menunjukkan perubahan,” jelasnya ke blok-a.com.

Dia mencontohkan, ada salah satu korban yang dulu suka bermain sepak bola, dan berlarian bersama teman-temannya, kini jadi pendiam. Korban kini banyak yang mengurung diri di rumah.

“Ada yang tiba-tiba minta skincare juga. Ini kan perilaku yang berubah seperti itu,” tuturnya.

Adapun korban yang tetap bergaul dengan teman-temannya, namun cenderung pasif sekarang. Biasanya ikut bermain, kini salah satu korban itu hanya melihat saja.

“Ada yang mau bergaul, tapi saat teman-temannya main dia melihat saja,” jelasnya.

Kini, Donny berupaya memulihkan perilaku korban tersebut. 7 korban yang berusia 10 sampai 17 tahun itu kini dalam pendampingan psikolog secara intensif.

“Pendampingannya itu selesai jika dirasa anak itu sudah berani diajak bicara atau diajak berdiskusi. Setiap psikolog punya indikator masing-masing. Ini bisa seminggu, 3 minggu, sebulan, bisa setahun. Melihat kondisi anaknya,” tuturnya.

Selain pendampingan psikolog, Donny juga telah mengedukasi masyarakat sekitar rumah korban dan sekolah korban untuk tidak mendiskriminasi korban.

“Tetangga dan guru-guru serta wali murid itu juga sudah kami edukasi untuk tidak membedakan atau mendiskriminasi korban pasca peristiwa itu,” kata dia.

Pihak sekolah disarankan tidak memindahkan korban ke kelas berbeda. Donny menyarankan agar korban tetap berada di kelas dan teman yang sama.

“Contoh e ini kelas 5 A karena peristiwa ini jadi dipindah ke kelas 5 B. Jangan gitu, dia nanti jadi tertekan,” kata dia.

Guru dan wali murid pun juga diminta untuk melaporkan jika ada perubahan perilaku yang signifikan dari korban.

“Kami ingin mereka itu tetap hidup seperti biasa sembari mendampingi dengan psikolog hingga sembuh,” tutupnya.

Sebagai informasi, PBS pelaku pencabulan kini sudah diamankan polisi pada Jumat (3/1/2025) lalu dan mendekam di rumah tahanan (Rutan) Polresta Malang Kota.

Dia mulanya dilaporkan telah mencabuli dua anak laki-lali. Namun seiring berjalannya waktu, korban bertambah menjadi 7.

Motif PBS untuk mencabuli para korbannya pun terungkap dari hasil pemeriksaan polisi. PBS dinilai mempunyai ketertarikan seksual dengan sesama jenis atau gay.

 

Polresta Malang Kota, Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Nanang Haryono, Resta Malang Kota, Kepolisian Resor Malang Kota, Kepolisian Resor Makota, Polisi Makota, Kota Malang, Pemerintah Kota Malang, Kapolresta Makota, Nanang Haryono, Kombes Nanang Haryono, Makota