Mahasiswa UIN Salatiga Desak Oknum Dosen Cabul segera Ditindak

Avatar photo

Salatiga – Ratusan mahasiswa UIN Salatiga mendesak pihak kampus mengambil sikap tegas terkait isu kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh oknum dosen.

Desakan itu menggema dalam aksi damai yang dilakukan sekitar seratus mahasiswa UIN Salatiga yang tergabung dalam organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kamis (21/9) pagi.

Mereka menggelar aksi dengan membentangkan poster yang berisikan tuntutan terkait isu kekerasan seksual di kampus.

Mahasiswa menuntut pihak kampus bersikap tegas dan segera menindak oknum salah seorang dosen berinisial W yang diduga melakukan tindakan kekerasan seksual kepada mahasiswi.

Aksis mahasiswa ditanggapi Rektor UIN Salatiga langsung dan mengajak beraudiensi.

Rektor UIN Salatiga Prof Zakiyuddin Baidhowy mengaku, pihaknya memiliki komitmen sama dengan apa yang menjadi tuntutan mahasiswa. Sebab sejak 2021 civitas akademika telah mengeluarkan peraturan pencegahan kekerasan seksual di kampus.

“Untuk sanksi oknum dosen, akan kami lihat sejauh mana pelanggarannya. Kami juga tidak berdiri sendiri melainkan melibatkan inspektorat,” kata Rektor kepada wartawan di Kampus III, Kamis (21/9).

Ini adalah cara Anda dapat membunuh semua parasit di dalam tubuh!
Dikatakan, terduga pelaku kekerasan seksual masih aktif mengajar di kampus. Hanya saja, soal kasus yang beredar dikenakan asas praduga tak bersalah. Karena rektorat tidak ingin terjebak pada laporan satu pihak.

Zakiyuddin telah membentuk tim investigasi atas dugaan kasus kekerasan seksual di UIN Salatiga. Sejauh ini telah dilakukan sejumlah klarifikasi.

“Untuk tim investigasi ini akan bekerja satu bulan ke depan mulai hari ini. Saya harap, hasilnya bisa disampaikan sebelum satu bulan. Tim itu, agar semua lebih terang benderang,” terang Rektor.

Pihaknya menyebut, saat ini yang diketahui ada satu orang korban. Tim investigasi bertujuan mengungkap peristiwa secara detail.

Sementara itu, Koordinator aksi Fakhrurozi menyebut, aksi yang dilakukan bersama mahasiswa lain untuk langkah preventif atau pencegahan atas adanya dugaan perilaku pelecehan seksual oleh oknum dosen.

“Kami para mahasiswa menuntut kampus memerangi praktik kekerasan seksual. Sehingga, para mahasiswa saat menjalani perkuliahan merasa aman,” terang Fahrurrozi.

Diakuinya, aksi ini dilakukan setelah adanya informasi yang beredar dari salah seorang mahasiswi menjadi korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh oknum dosen. Hal itu membuat kondisi pergaulan mahasiswa kurang kondusif.

sumber: radar

 

Polda Jateng, Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Lutfi, Kabidhumas Polda Jateng, Bidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto, Polres Sukoharjo, Kapolres Sukoharjo, Ajun Komisaris Besar Polisi Sigit, Polres Rembang, Kapolres Rembang, Ajun Komisaris Besar Polisi Suryadi, Polres Pati, Kapolresta Pati, Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama, Polres Banjarnegara, Polrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, Polres Sragen

Ikuti berita terkini di Google News, klik di sini.