Berita  

Lolos Macet dengan Sewa Voorijder

Avatar photo

Demak – Jalan macet berjam-jam di Pantura Demak membuat sejumlah pihak membutuhkan pengawalan voorijder . Ini seperti yang dilakukan terhadap truk-truk Pertamina yang hendak memasok bahan bakar minyak (BBM) ke arah Pantura Timur, termasuk Demak.

Kasatlantas Polres Demak AKP Muhammad Gargarin menyampaikan, pengawalan terhadap truk-truk pengangkut BBM Pertamina ke SPBU di wilayah Pantura Timur tersebut diperlukan untuk memastikan pasokan BBM di SPBU tetap aman.

“Sejak jembatan Wonokerto dibangun, truk-truk BBM itu tidak ada pengawalan. Ternyata, dalam perkembangannya ada semacam gangguan pasokan ke SPBU, karena truk BBM kena macet di Demak,”katanya.

Bila sebelumnya bisa mengirim tiga kali sehari, sejak saat itu sampai sekarang hanya kirim satu kali. Mulai saat itulah, kata kasatlantas, truk -truk BBM dilakukan pengawalan rutin setiap hari.

Ini agar pasokan BBM lancar dan tidak terjadi kekosongan. BBM antara lain dikirim ke Demak, Kudus, Jepara, Pati, dan Rembang. “Saat pengawalan maksimal ada 10 truk BBM. Kita kawal dari Polres Demak dan Polrestabes Semarang,”ujarnya.

Terkait dengan bus Pariwisata biasanya dikawal jika ada permintaan termasuk bila ada bus pengangkut peziarah ke Demak dalam jumlah banyak. “Kita lihat dulu urgensinya. Kalau pengawalan pejabat itu sudah otomatis karena VIP,”katanya.

Mereka tidak sekadar mengatur laju kendaraan yang lewat agar tidak macet, namun juga menyodorkan tempat untuk menampung uang receh dari pengendara. Meski tidak ada paksaan, keberadaan Pak Ogah di jalan alternatif ini cukup meresahkan.

Sebab, keberadaan mereka cukup banyak. Karena itu, pengendara mobil biasanya sudah menyiapkan uang recehan minimal Rp 500 hingga Rp 2 ribu untuk diberikan kepada mereka.

Kasatlantas AKP Muhammad Gargarin mengatakan, pihaknya telah melakukan teguran terhadap para pengatur jalan tersebut. “Sudah kita tegur agar tidak melakukan pungutan untuk pengendara,”katanya. Meski sudah sering ditertibkan, keberadaan mereka tetap ada.

Menurutnya, para pengatur jalan tersebut setiap hari ganti personel, sehingga menyulitkan petugas untuk menertibkan. “Gara-gara ada Pak Ogah yang bagi hasil, mereka langsung kita tertibkan. Sebab, tidak semua uang pungutan untuk mengganti material jalan rusak yang dilalui,”ujarnya.

Jalan alternatif yang terdapat Pak Ogah antara lain, di pertigaan Buyaran dan Dukuh Mboyo arah Desa Dukun, Kecamatan. Karangtengah. Kemudian, di dekat jembatan Kali Tuntang Desa Grogol Karangtengah dan tikungan arah ke Temuroso-Pidodo. Juga di perempatan Pamongan Guntur, ruas jalan Blerong-Bulusari.

Selain itu, di jalan-jalan alternatif lainnya yang melalui jalan sempit di perkampungan lainnya. Jumlahnya bisa sampai 10 titik. Sehingga jika setiap pengendara memberikan Rp 1000 saja per titik, bisa sampai Rp 10 ribu sekali jalan.