Anggota Bhabinkamtibmas Polsek Ngawen dan anggora Babinsa Koramil 12/Ngawen, Blora tergerak mencari dan mengusung air bersih (ngangsu) membantu memasok warga yang terdampak kekeringan musim kemarau di Dukuh Tembang, Desa Rowobungkul, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.
“Hari ini kita mengangsu air bersih membawa satu mobil patroli dan delapan motor bronjong, Bhabinkamtibmas dan Bhabinsa kami kerahkan untuk membantu mengatasi kekeringan,” terang Kapolsek Ngawen AKP Lilik Eko Sukaryono.
Selaku Kapolsek Ngawen, AKP Lilik Eko mengapresiasi langkah anggota Bhabinkamtibmas dan Bhabinsa di Ngawen yang telah melakukan terobosan agar warga Dukuh Tembang ini bisa menikmati air bersih.
“Ini merupakan dampak kekeringan hingga anggota kami melakukan terobosan agar seluruh warga di desa ini bisa menikmati air bersih,” kata AKP Lilik Eko.
Selama ini, terang AKP Lilik Eko, warga terpaksa mengkonsumsi air bersih dari air sumur dan harus mengantri hingga berjam-jam. “Sejak empat bulan lalu sudah tidak ada air. Sumur rata-rata kedalamannya lebih dari 20 meter. Itupun tidak ada airnya. Kalaupun ada ya kecil sekali,” ujarnya.
AKP Lilik Eko mengatakan, bantuan air bersih sebagai bentuk kepedulian dan respon cepat Polsek Ngawen agar masyarakat bisa beraktifitas kembali.
“Tentu harapan kita dengan distribusi air ini dapat membantu dan meringankan beban masyarakat yang kesulitan memperoleh air bersih selama musim kemarau ini,” ujar AKP Lilik Eko.
Ia mengimbau warga dapat mengantisipasi fenomena El Nino yang sudah mulai melanda berbagai daerah, termasuk di Kecamatan Ngawen.
“Kita tidak bisa memprediksi musim kemarau ini sampai kapan, namun yang pasti dampaknya jelas terjadi kekeringan baik lahan pertanian maupun sumber air bersih di rumah warga,” ujar AKP Lilik Eko.
Sementara itu, Kepala Desa Rowobungkul, Sugiyanto mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Polsek Ngawen dan Koramil 12/Ngawen beserta jajarannya.
Menurutnya, penyaluran air bersih yang dilakukan langsung di desanya itu sangat membantu masyarakat yang selama ini mendapatkan air bersih dengan cara mengambil air dari sumur dan harus mengantri hingga berjam-jam.
“Warga kami telah mengalami kekeringan selama dua bulan ini. Selama ini, warga mengambil air dari sumur yang berada di sawah. Karena kalau membeli harganya sekitar Rp150 ribu. Tentunya itu sangat berat bagi warga kami yang sebagian besar bekerja sebagai petani,’’ ujarnya.
Diharapkan, bantuan air bersih untuk warga ini dapat terus dilakukan. Minimal seminggu sekali. “Semoga bisa rutin, karena warga kami sangat membutuhkan,” katanya.
Ikuti berita terkini di Google News, klik di sini.