Demak – Dua gadis kecil di Demak, ASN (13) dan AS (8) tak diperbolehkan oleh ibunya keluar dari rumah karena takut Corona. Kedua anak itu terlihat kurus karena mereka makan seadanya.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlingdungan Anak (Dinsos P2PA) Demak, Eko Pringgo Laksito, mengungkap kondisi ini karena ibu dua anak itu, S (32) juga sangat jarang keluar rumah.
sehingga jarang sekali masak dan masak seadanya yang ada di rumah. Karena hal tersebut anak-anaknya makan seadanya. Hal tersebut membuat anak-anaknya terlihat sangat kurus (kurang gizi),” kata Eko yang akrab disapa Koko itu dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (17/9).
Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dan petugas Dinsos P2PA telah mengunjungi rumah dua gadis cilik yang dilarang ibunya keluar rumah karena takut Corona itu Jumat (16/9).
Pada saat dikunjungi, S sempat tak mau keluar dari rumahnya. Namun setelah dibujuk oleh perangkat desa setempat, S bersama salah seorang anaknya bersedia keluar rumah.
Namun anak pertama S tetap tak mau keluar dari kamarnya dan bahkan menangis.
Suami S disebut selama ini bekerja di Semarang dan hanya pulang sepekan sekali. Tiap pulang ke Demak, suami S disebut mengajak istri dan anak-anaknya berbelanja atau jalan-jalan.
Namun, terkadang anak pertamanya tidak ikut dan hanya mengurung diri di kamar.
“Suami Ibu S bekerja sebagi buruh bangunan di Semarang. Pulang setiap 1 hari di setiap minggunya. Penghasilan yang dibawa pulang kurang lebih Rp 400 ribu di setiap minggunya,” terangnya.
“Ketika suaminya pulang, sering mengajak anak-anak untuk berbelanja atau jalan-jalan. Namun terkadang anak yang pertama tidak mau dan memilih berada di rumah saja,” ujar Koko yang sekaligus PJ Sekda Demak itu.
Ibu yang Kurung 2 Anaknya Tolak Bantuan
Ketua RT tempat tinggal keluarga tersebut, Asmudi, mengungkap S selalu menolak bantuan. Baik bantuan dari warga maupun dari pemerintah.
“Kalau diambilkan bantuan saudaranya marah, saudaranya dimarahi. Saya RT nya aja berusaha membujuk, sampai dibuang buang bantuannya itu. Padahal itu kan sembako, ada mie instan, beras itu dibuang,” lanjut dia.
Asmudi, menerangkan bahwa kondisi rumah kedua anak tersebut terkunci selama 24 jam setiap harinya. Kedua anak dan ibunya itu tampak keluar rumah hanya sesekali dalam seminggu saat suami atau ayahnya pulang.
“Memang hampir dua tahun ini anak anaknya dikurung di rumah aja. Seumpama ada keperluan itu waktu suaminya pulang itu diajak jalan-jalan sama berempat sama anak dan istrinya itu diajak jajan-jajan gitu. Karena suaminya kerja dan hari liburnya setiap hari Minggu,” ujar Asmudi.