SOLO – Perhatian bagi pengguna jalan tol Solo-Semarang yang melintasi Boyolali. Terutama di KM 480-KM 490. Titik ini menjadi lokasi rawan kecelakaan.
Catatan Polres Boyolali, selama 2022, di ruas tol sepanjang 35 kilometer yang melintasi Kota Susu terjadi 31 kasus kecelakaan.
Kasatlantas Polres Boyolali AKP Herdi Pratama mengatakan, titik rawan kecelakaan mulai dari keluar rest area 487 hingga exit tol Colomadu, Karanganyar. Tepatnya KM 480-KM 490. Terutama yang mengarah dari Semarang-Solo.
Puluhan kasus kecelakaan selama 2022 mayoritas terjadi di jalur A dengan 21 kasus. Sisanya di jalur B.
Korban meninggal dunia sebanyak 21 jiwa. Penyebab kecelakaan dipicu microsleep, yaitu kejadian hilangnya kesadaran atau perhatian seseorang karena merasa lelah atau mengantuk.
“Seperti kemarin itu (Innova seruduk Grand Max). Pengemudi Innova mengaku mengantuk. Titiknya itu setelah KM 487 lalu KM 485 sampai KM 490,” terangnya, Selasa (17/1/2023).
Kenapa KM 480-KM 490 menjadi titik rawan kecelakaan? Herdi menuturkan, lokasi tersebut menjadi titik lelah pengemudi, sehingga tepat pengelola jalan tol mendirikan rest area di KM 487.
Namun yang disayangkan, keteledoran dan kurangnya kesadaran sebagian pengemudi. Mereka tidak bisa mengukur kemampuan diri.
“Jam rawan kecelakaan yakni pukul 03.00-07.00. Bagi mereka yang jam tidurnya normal, pukul 07.00 itu tubuh dalam kondisi fit. Tapi beda ceritanya dengan pengemudi yang sudah menempuh jarak jauh. Itu sudah batas lelah,” beber kasat lantas.
Sebab itu, pengguna jalan tol harus memastikan kondisi tubuh fit dan kendaraan layak jalan. Polisi juga memasang blue light di titik rawan kecelakaan.
“Kami berencana membuat monumen laka (kecelakaan) di sana (titik rawan,red). Bukan untuk menakut-nakuti. Tapi agar pengguna jalan tol lebih waspada,” pungkasnya.