Fransiskus Agustinus Jalong: Pembangunan di Tengah Ketimpangan Jelang Pemilu 2024

Avatar photo

YOGYAKARTA – Keluarga Mahasiswa Sumenep Yogyakarta (KMSY) menggelar diskusi publik di Ruang Techno Class Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Jumat (07/04/2023), diadakan atas kerjasama KMSY dengan Lingkar Studi Politik (LSPI).

Menurut Fransiskus Agustinus Jalong, diskusi umum tersebut diadakan sebagai salah satu usaha untuk memberikan pandangan kepada masyarakat, kususnya generasi muda (milenial), perihal pembangunan yang berlangsung Indonesia, baik pembangunan infrastruktur atau pun ekonomi.

“Melaui acara ini, saya berharap masyarakat memperoleh informasi baru mengenai pembangunan di Tanah Air,” begitu tutur Fransiskus Agustinus Jalong

Fransiskus Agustinus Jalong, juga mengatakan bahwa segala bentuk pembangunan erat kaitannya dengan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, ia menginginkan agar kegaduhan politik menjelang pemilu 2024 tidak membuat masyarakat lupa untuk tetap mengamati pembangunan-pembangunan yang tengah berlangsung serta yang masih diagendakan pemerintah.

Fransiskus Agustinus Jalong, mejelaskan, pembangunan dan perekonomian Indonesia selama era kepemimpinan Jokowi berjalan dengan baik. Indikator keberhasilannya bisa dilihat dari angka kemiskinan dan pengangguran yang mulai berkurang dari sebelumnya. Akan tetapi, sejak pertengahan 2020 perekonomian Indonesia mulai goyah dikarenakan Covid-19 sehingga nilai tukar rupiah menjadi turun.

“Potensi kekayaan alam Indonesi cukup banyak. Walaupun telah diekploitasi sejak zaman kolonialisme kekayaan itu belum habis hingga hari ini. Hanya saja, kita tinggal mencari pemerintah yang benar-benar serius untuk mengelolanya agar kita bisa menikmatinya,” begitulah papar Fransiskus Agustinus Jalong.

Fransiskus Agustinus Djolang meyampaikan bahwa, masyarakat Indonesia selalu menganggap ekonomi dan politik adalah dua jalan menyimpang. Padahal, keduanya bersinergi dan saling berjalin-kelindan. Oleh karena itu, di ruang-ruang publik di mana wakil rakyat seharusnya menyampaikan aspirasi-aspirasi rakyat justru lebih sering membela ketua partai mereka.