TASIKMALAYA – Mabes Polri menyalurkan bantuan untuk pengembangan pertanian, peternakan dan budidaya perikanan kepada Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Pusat di Desa Sukaraja, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (13/05). Bantuan tersebut berupa pembuatan kandang ternak dan beberapa ekor domba, puluhan karung pupuk dan ribuan benih ikan.
Bantuan tersebut diberikan dalam rangka menyukseskan program pemerintah pusat dalam memberdayakan sektor pertanian dan peternakan, serta mendorong program Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menciptakan lima ribu petani milenial.
Tidak hanya menyalurkan, tim Mabes Polri juga akan melakukan pendampingan dan pembinaan terhadap para anggota MMI. Dalam kesempatan ini.
Ketua Tim Mabes Polri mengatakan, program pembinaan tersebut dilakukan guna menciptakan dan memberdayakan para pemuda serta santri untuk terjun menjadi petani yang maju dan melek teknologi.
“Selain tentunya untuk meningkatkan kesejahteraan para santri, pemuda di daerah lebih produktif dan kreatif. Khususnya di bidang pertanian dan peternakan,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (13/05).
Sementara itu, pendiri sekaligus Ketua Dewan Pembina Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Pusat, KH Oni Gustam Effendi menyambut baik kedatangan rombongan dari Mabes Polri. Ia berharap silaturrahmi dan komunikasi dengan pemerintah, khususnya Mabes Polri terus terjalin dengan baik.
Menurut Kiai Oni, MMI sejauh ini terlibat secara aktif dalam gerakan sosial dan kemanusiaan. Ia berharap bantuan dan pendampingan dari Mabes Polri tersebut dapat mendorong peningkatan kapasitas dan kualitas anggota MMI dalam bidang pertanian serta bidang lainnya.
“Terlebih kami saat ini membutuhkan pendampingan, bimbingan dan pengarahan” ucapnya.
Kiai Oni menuturkan, MMI sejauh ini sudah mampu menghasilkan produk kopi. Selain itu, MMI juga tengah menyiapkan Warung Serba Ada yang nantinya akan menampung produk pertanian anggota MMI. Dengan pembekalan dan pelatihan yang dilakukan secara konsisten, MMI yakin suatu saat mampu melahirnya 250 petani milenial dari MMI.
“Sehingga hidup bisa lebih bermanfaat untuk dirinya, kelurganya dan masyarakat serta mencegah pelibatan anggota MMI dalam aktivitas yang negatif, hal ini juga membantu mensukseskan program pemerintah,” katanya.
Kiai Oni berharap, MMI yang selama ini identik dengan kekerasan, gerakan politik, rusuh, bahkan sering terlibat demonstrasi, sebisa mungkin dapat dinetralisir dengan gerakan sosial dan kemanusiaan, yakni mendorong munculnya petani-petani muda yang cakap dan inovatif.
“Untuk itu, kami saat ini bergerak sebagai relawan kemanusiaan dan mendorong program petani milenial. Tidak ada lagi anggota MMI rusuh, melakukan demo ataupun
perbuatan melanggar hukum. Sekarang MMI bawa cangkul, bawa ikan, bawa ternak dan bawa produk hasil olahan,” jelas Kiai Oni.
Untuk diketahui, MMI merupakan organisasi kemasyarakatan yang berpusat di Kabupaten Tasikmalaya. Saat ini anggotanya tersebar di berbagai kabupaten/kota di Jawa Barat seperti Garut, Purwakarta, Majalengka, Ciamis, Cirebon, Subang, Pangandaran, Sukabumi dan Cianjur.