Semarang – Jalur mudik di Bawen Kabupaten Semarang menjadi jalur yang menjadi perhatian serius Dirlantas Polda Jateng. Sebab jalur ini kerap terjadi kepadatan arus saat musim arus mudik dan arus balik, serta libur lebaran.
Jauh sebelum adanya jalan tol Semarang-Bawen, jalur ini menjadi jalan utama dan satu-satunya pilihan bagi pengendara dari Semarang yang akan menuju ke arah Solo dan Yogyakarta. Kalau pun ada jalur alternatif yaitu di Bandungan, jalannya kecil dan memutar, bahkan bukan tidak mungkin juga terjadi macet.
Setelah ada tol pun, jalur ini juga belum lepas dari bayang-bayang kemacetan. Terutama di titik persimpangan terminal Bawen. Pengendara yang keluar tol Bawen dan akan menuju ke arah Magelang dan Yogyakarta acapkali tersendat di titik ini. Itu pun di hari libur biasa.
“Ya memang di sini dari dulu langganan macet. Apalagi sekarang di jalur itu kan banyak tempat wisata yang ramai, ada Cimory dan Dusun Semilir. Banyak mobil parkir hingga pinggir jalan dan sering nyebrang yang membuat lalu lintas tersendat,” kata Sutrisno, warga Semarang yang sering bolak-balik Semarang-Bawen.
Dengan situasi arus mudik tahun ini yang diprediksi melonjak tajam, bisa dibayangkan betapa sesaknya jalur ini. Saat libur Sabtu Minggu di hari biasa saja antrean kendaraan bisa mencapai lebih dari satu kilometer hingga masuk ke jalur arteri Ambarawa.
“Wah kalau macet itu sampai Ambarawa ekornya masuk jalan arteri. Kalau yang dari jalur bukan arteri kan bisa belok lewat pasar hewan. Maka teman-teman ini kan ikut bantu ngatur di persimpangan,” kata seorang relawan yang sering turun di perempatan terminal Bawen untuk melancarkan arus lalu lintas.
Khusus di jalur depan wisata Cimory, lanjutnya, potensi kemacetan paling besar terjadi pada libur lebaran hingga arus balik. Pertemuan antara kendaraan pemudik dengan kendaraan wisatawan lokal, membuat kemacetan bisa mencapai dua kilometer seperti pengalaman mudik sebelumnya maupun saat libur Sabtu Minggu.
Di jalur tol, arus kendaraan yang masuk dari GT Bawen ke arah Semarang juga acapkali membuat penumpukan arus lalu lintas kendaraan yang cukup panjang. Terutama saat arus balik.
Seperti pengalaman pada lebaran tahun 2019 saat kemacetan mengular dari gate tol Banyumanik hingga perbatasan Bergas-Bawen yang mencapai lebih dari 10 kilometer. Akibatnya waktu itu, kendaraan dari tol Bawen-Semarang dialihkan ke jalur biasa yang membuat jalur tersebut juga terdampak kepadatan arus lalu lintas. Menyikapi hal itu, pihak kepolisian punya rencana terkait rekayasa lalu lintas di jalur ini.
Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Agus Suryo Nugroho mengungkapkan, pihaknya akan menerapkan kebijakan contra flow bahkan kalau perlu one way yang sifatnya lokal.
“Hasil analisa, untuk lokal ya, itu saat arus balik dari Bawen yang menuju ke Banyumanik Semarang itu akan terjadi kepadatan lalu lintas. Itu sudah kita persiapkan untuk penerapan oneway juga, tapi lokal,” jelas Kombes Agus saat dihubungi Sabtu (23/4/2022).
Sementara itu Gubernur Ganjar Pranowo mengimbau kepada pemudik untuk bijak memilih waktu dan jalur. Dengan situasi euforia mudik tahun ini, potensi kepadatan arus lalu lintas cukup besar. Maka ia menganjurkan masyarakat untuk mudik lebih awal agar tidak menumpuk pada puncak arus mudik.
“Manfaatkan juga jalur selatan maupun jalur alternatif, sehingga semua tidak menumpuk di tol maupun pantura,” kata Ganjar.