DEMAK – Sedikitnya cadangan pupuk nasional selalu menjadi masalah yang tak kunjung selesai. Sampai sekarang cadangan pupuk yang ada di Indonesia sangat minimal, sehingga pemerintah akan membatasi penyaluran pupuk subsidi.
Pemerintah lebih memfokuskan pupuk subsidi pada Urea dan NPK karena naiknya harga pupuk di pasar internasional. Pupuk subsidi diantaranya untuk padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, kakao dan tebu rakyat saja.
Disamping itu dalam upaya peningkatan produk pangan menghadapi sejumlah tantangan yang tak ringan, dari mulai semakin menyusutnya lahan karena alih fungsi, juga akibat menurunnya unsur hara tanah sebagai dampak penggunaan sarana produksi berbahan kimia.
Lebih 70% lahan sawah di Indonesia, berada dalam kondisi yang tidak sehat terutama lahan-lahan di sentra sayuran yang juga kebanyakan dalam kondisi sakit.
Mengingat luasnya lahan yang kondisinya tidak sehat dan tersebar di seluruh Indonesia serta tantangan kebutuhan terhadap produk-produk pertanian yang semakin meningkat, pentingnya efisiensi usaha pertanian, serta untuk mewujudkan kesejahteraan petani, maka perlu adanya pendampingan yang terus menerus untuk menggerakan petani menbuat kompos ataupun pupuk nabati disamping juga memanfaatan pupuk kandang.
“Kunci utama dalam penyehatan lahan adalah penambahan bahan organik hingga kandungan bahan organik tanah lebih dari 3% hingga 5%,” Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak Agus Herawan.
Menurutnya, pupuk organik sejak dulu sudah digunakan petani sebelum adanya pupuk kimia. Dulu yang namanya orok-orok, tanaman legum yang ditanam petani sebulan sebelum tanah diolah, dibenam di dalam tanah menjadi pupuk untuk tanaman padi.
Kemudian kompos dan kotoran hewan yang berpikul-pikul diangkut ke sawah lalu disebar untuk menyuburkan tanaman.
“Jadi gagasan agar petani membuat pupuk sendiri cukup memotivasi dan mengobarkan kembali semangat mereka dengan memberi lecutan awal karena mereka saat ini sudah terbiasa menggunakan pupuk kimia dan pupuk organik bikinan pabrik,” ujarnya.
Agus menambahkan, pupuk organik tidak berdampak cepat tetapi dampaknya baru terasa agak lama. Unsur nutrisi seimbang bervariasi, dan ramah lingkungan, aman dari kontaminasi unsur yang berbahaya, memperbaiki kondisi tanah, mudah terdegradasi, dan juga lebih murah.
“Limbah pertanian seperti jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik karena mempunyai kandungan kalium dan lignin tinggi, sedangkan sekam padi dapat dimanfaatkan sebagai media tanam,” tutupnya.