Didampingi Akademisi UNDIP, Petani Desa Majatengah Banjarnegara Belajar Menyuling Kapulaga Jadi Minyak Atsiri

Avatar photo

BANJARNEGARA – Petani di Desa Majatengah Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara kini kembali bersemangat. Ini setelah mereka kedatangan Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik dari Universitas Diponegoro Semarang.

Mereka tak sekadar menjalani formalitas KKN sebagai syarat kelulusan. Lebih dari itu, 19 mahasiswa dan mahasiswi semester akhir itu menjalankan misi pengabdian.

Melalui program Iptek bagi Desa Binaan Undip (IDBU), UNDIP sengaja mendatangkan mahasiswanya untuk membantu menyelesaikan persoalan di Desa Majatengah.

Program ini melibatkan beberapa guru besar dan dosen atau ahli teknik UNDIP.

Mereka meliputi Prof. Dr. Dra. Meiny Suzery, MS, Prof.Dr.Widayat, ST, MT, Norman Iskandar, ST.MT, dan Dr. Ir. Sulardjaka, ST. MT, IPU. ASEAN Eng.

Mahasiswa yang didatangkan memiliki kompetensi untuk menyelesaikan problem masyarakat desa.

Untuk diketahui, Desa Majatengah memiliki potensi yang besar di bidang pertanian karena memiliki tanah yang subur.

Komoditas utama para petani Desa Majatengah adalah buah salak dan rempah kapulaga.

Sayangnya, selama ini hasil usaha pertanian kapulaga kurang maksimal. Harga kapulaga sering kali anjlok hingga petani merugi.

Sementara petani tidak memiliki pengetahuan dan teknologi untuk pengolahan pasca panen.

Masalah lainnya, petani sulit menjemur kapulaga di musim penghujan karena minim paparan matahari. Ini membuat kapulaga petani berjamur menurun kualitasnya.

“Harga kapulaga pernah mahal saat pandemi. Lalu turun dan sekarang anjlok. Petani hanya mengikuti harga yang ditawarkan pengepul, ” kata Kepala Desa Majatengah, Sarno

Masalah itu berhasil dipetakan oleh tim pengabdian masyarakat Undip di bawah bimbingan sejumlah guru besar dan pakar teknik Undip.

Guru Besar Bidang Energi dan Teknik Kimia Prof.Dr.Widayat, ST, MT. mengatakan, masalah utama yang dihadapi petani di Desa Majatengah adalah dalam hal pengeringan dan pengolahan pasca panen.

Petani sulit mengeringkan kapulaga karena curah hujan di daerah pegunungan itu cukup tinggi. Sementara kapulaga baru bisa dijual petani dalam kondisi kering.

Petani juga belum bisa mengolah kapulaga yang harusnya menjadi solusi saat harga komoditas itu anjlok di pasaran.

Karenanya, itu menjadi fokus perhatian pihaknya dalam program penelitian dan pengabdian ini.

“Makanya kita buatkan rumah pengeringan untuk solusi agar petani bisa menjemur kapulaga di musim penghujan. Juga kita ajari penyulingan untuk pengolahan pasca panen, ” katanya

Lewat tim KKN dari jurusan Teknik Kimia dan Teknik Mesin Fakultas Teknik Undip, petani dibantu agar bisa menyelesaikan masalahnya.

Komoditas pertanian apapun, ternyata bisa memiliki nilai tambah jika petani mampu mengolahnya.

Salah satu peserta KKN, Berlian Aulia Salsabila dari Jurusan Teknik Kimia Undip mengatakan, jika diteliti lebih dalam, manfaat kapulaga tidak hanya sebagai rempah. Tanaman hutan ini memiliki banyak kandungan minyak atsiri.

Hasil minyak atsiri dari pengolahan tanaman kapulaga dengan metode penyulingan dapat dimanfaatkan untuk banyak hal, seperti untuk bahan pewangi hingga kesehatan.

Pihaknya mengajari warga untuk menyuling tanaman kapulaga dengan distilasi.

“Distilasi tanaman kapulaga dilakukan dalam skala gelas dan skala pilot, ” katanya

Pihaknya berharap, pelatihan dan pembuatan minyak atsiri dari tanaman kapulaga dapat membantu mengembangkan perekonomian warga desa Majatengah.

Melalui pendampingan ini, warga Desa Majatengah dapat mengetahui bahwa tanaman kapulaga tidak hanya dapat dikomersialkan secara langsung.

Lebih dari itu, tanaman tersebut dapat diolah menjadi minyak atsiri yang memiliki harga jual lebih tinggi.

Tak hanya melatih dan mendampingi, UNDIP juga menyerahkan alat destilasi serta alat ukur kadar air kapulaga untuk dimanfaatkan petani di Desa Majatengah.

Setelah dilatih, petani yang sudah memiliki kemampuan mengolah kapulaga bisa memanfaatkan alat itu untuk kemaslahatan.