Jakarta – Tragedi Kanjuruhan, menjadi duka mendalam bagi bangsa Indonesia. Sekitar 125 orang lebih dipastikan meninggal dalam tragedi yang merupakan tragedi dengan korban terbesar kedua di dunia.
Tentu diperlukan evaluasi menyeluruh yang perlu dilakukan, agar tragedi ini tidak terjadi lagi di Indonesia. Juga investigasi atas semua aspek yang membuat tragedi ini terjadi.
Salah satu hal yang juga disorot adalah tetap berlangsungnya pertandingan di malam hari, padahal Polri sudah meminta agar pertandingan itu digeser ke sore hari.
Masalah ini menjadi menarik, sebab ngototnya PSSI dan LIB tetap menggelar pertandingan pada malam hari, dikarenakan besarnya nilai komersial yang didapat televisi dari iklan, jika siaran pertandingan itu tetap terjadual pada malam hari di waktu prime time.
Sayangnya, infrastruktur stadion dan kesiapan aparat keamanan, kurang menunjang jika pertandingan digelar malam hari.
Pakar komunikasi, Rahmat Edi Irawan melihat perlunya semua pihak untuk terbuka dalam melakukan evaluasi. “Jika memang ada sesuatu yang harus diubah atau diperbaiki, harus berbesar hati untuk melakukannya. Tidak ada nilai pertandingan sepakbola apapun yang setara dengan satu saja nyawa yang hilang”, demikian ujarnya menjelaskan.