SEMARANG – Pemkab Semarang akan membangun 167 Jalan Usaha Tani untuk meningkatkan mutu usaha pertanian.
Rencananya, pembangunan akan dilaksanakan di wilayah sentra produksi tanaman pangan, perkebunan, dan hortikultura.
“Pembangunan jalan usaha tani merupakan bagian dari program unggulan Bupati Semarang bidang pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Ketahanan Pangan (Dispertanikap) Wigati Sunu melalui sekretaris Dinas, Istichomah saat sosialisasi di aula Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Bringin, Selasa (14/2/2023).
Lebih lanjut, Istichomah menerangkan, jalan usaha tani ini akan tersebar di 19 kecamatan.
Para penerima program ini adalah kelompok tani yang telah berbadan hukum dan lolos verifikasi.
Pembangunan jalan ini akan melibatkan partisipasi petani setempat.
“Para anggota kelompok tani yang mendapat hibah pembangunan jalan usaha tani harus bersedia merelakan sebagian tanahnya untuk dibangun jalan itu,”
”Pemkab tidak menyediakan ganti rugi untuk tanah milik petani yang terkena pembangunan,” terangnya.
Anggota DPRD Ustadzun yang hadir pada acara itu mengingatkan untuk memperhatikan tertib administrasi terkait status tanah yang akan digunakan jalan usaha tani itu.
Dia mencontohkan kasus yang terjadi di Bandungan. Terjadi sengketa karena tanah yang dilakui proyek jalan itu dijual oleh pemiliknya.
“Perhatikan betul soal administrasi status tanah yang digunakan untuk jalan usaha tani itu. Libatkan kepala desa atau kepala dusun untuk menghindari masalah di kemudian hari,” tegasnya.
Data di Dispertanikap, jalan usaha tani ini akan dibangun di Kecamatan Bandungan sebanyak tujuh unit.
Selain itu, di Suruh 14 unit, Susukan (8),Getasan (12), Tengaran (15), Banyubiru (12), Pringapus (11), Ungaran Timur ( 9), Sumowono ( 9), Pabelan (9), Tuntang (6), Ungaran Barat (7), Bergas (6), Jambu (12), Ambarawa (2), Bawen (10), Bringin (9), Bancak (3) dan Kecamatan Kaliwungu sebanyak 6 unit.
Salah seorang petani, Junaedi (54) mengaku senang akan menerima hibah Jalut.
Bersama 73 rekannya Anggita kelompok tani “Makmur” Dusun Karang Talun Desa Truko, Bringin akan memanfaatkannya untuk menambah pendapatan.
“Selama ini Kami membayar orang untuk memanggul padi hasil panen ke jalan terdekat. Jalut akan mengurangi pengeluaran sehingga pendapatan lebih banyak,” terangnya.
sumber: suaramerdeka
Ikuti berita terkini di Google News, klik di sini.