Berita  

BBM Naik, Pengrajin Batik Demak Bingung

Avatar photo

DEMAK – Meningkatnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat para pemilik kerajinan batik di Kabupaten Demak harus merugi.

Satu di antaranya, Batik Mlatiharjan milik Kusmi Darminik dan Arif Purwanto warga Desa Mlatiharjo Kecamatan Gajah Kabupaten Demak.

Pasalnya meski kenaikan BBM, pihaknya tidak bisa ikut menaikan harga batiknya sebab minat pembeli yang rendah.

“Mau naikin harga bingung juga soalnya harganya bahan naik semua tapi kalau dinaikan pasti enggak laku,” kata Anik sapaan akrabnya, Minggu (2/10/2022).

Anik menyampaikan untuk harga saat ini, pihaknya hanya membandrol batik dari Rp 50 ribu – Rp 400 ribu saja.

Dengan harga segitu kata Anik, biasanya yang laku hanya diharga Rp 150 ribu – Rp 250 ribu.

“Batik cap ataupun batik tulis paling harga Rp 50 ribu paling mahal yah Rp 400 ribu tapi yah ditawar lagi,” ujarnya.

Paling banyak yang dibeli lanjutnya, batik cap lebih banyak dari pada batik tulis.

“Yah itu (batik cap) banyak yang memesan kalau tulis jarang sekali itu pun pasti juga ditawar,” jelasnya.

Melihat minat dan harga rendah, Anik dan Arief pun memtuskan tidak berani menaikan harga produk yang dibuatnya.

Meski beberapa bahan pokok saat ini sudah mulai meningkat.

Sebenarnya pun ia ingin menaikan harga agar sesuai dengan pemasukan dan pengeluaran yang dihasilkan.

“Pingin naik biar enggak harus tapi gimana lagi takut enggak laku,” ucapnya.

Ia pun mengatakan rendahnya minat dan harga rendah karena batik Demak kalah pamor dengan batik-batik daerah lain.

“Mungkin karena Batik Demak sudah diapit oleh Batik Pekalongan dan Solo jadi yah bagaimana lagi,”tutupnya.