PATI – Selain menerjang wilayah permukiman, banjir juga melanda areal persawahan di Kabupaten Pati.
Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati, Nikentri Meiningrum, mengatakan bahwa pada awal 2023 ini, pihaknya mendata ada 2.674 hektare sawah yang terendam banjir.
Luasan tersebut tersebar di 58 desa di sembilan kecamatan yang ada di Kabupaten Pati.
“Dari lahan yang terkena banjir, yang sudah dinyatakan puso atau gagal panen ada 653 hektare. Karena dari sisi umur tanaman padi, kalau sudah terendam beberapa hari dikhawatirkan akan mati dan tidak bisa berkembang lagi,” kata Niken, Kecamatan Gabus, Senin (2/1/2023).
Dia mengaku belum bisa menghitung nominal total kerugian gagal panen akibat banjir.
“Kerugian belum bisa kami hitung karena umur tanaman berbeda-beda. Ada yang seminggu, 30 hari, 70 hari, jadi tingkat kerugiannya berbeda-beda,” jelas dia.
Niken mengatakan, saat ini pihaknya sedang berupaya mengajukan klaim Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) bagi para petani yang sudah dinyatakan gagal panen akibat banjir.
“Memang ada beberapa wilayah yang kami ajukan untuk AUTP, termasuk Desa Banjarsari. Petugas sedang dalam proses mengambil titik koordinat untuk diajukan klaim asuransinya. Nanti akan dicek oleh Jasindo ke lokasi,” kata dia.
Selain Desa Banjarsari, lanjut Niken, di wilayah Kecamatan Gabus pihaknya juga sudah memproses pengajuan klaim asuransi pertanian untuk Desa Wuwur dan Kosekan. Kemudian ada juga beberapa desa di wilayah Kecamatan Sukolilo.