BANJARNEGARA – Sebanyak 45 ton tepung modified cassava flour (Mocaf) diekspor ke benua Eropa. Tepung olahan Rumah Mocaf Banjarnegara ini dilirik pasar internasional salah satunya karena tepung ini gluten free alias bebas gluten.
Founder Rumah Mocaf Banjarnegara Riza Azyumarridha Azra mengatakan 45 ton tepung yang berasal dari singkong ini dikirim ke Turki. Pengiriman ini dilakukan dua tahap, hari ini dan dua minggu lalu.
“Ini pengiriman kedua sebanyak 20 ton tepung Mocaf ke Turki. Dua minggu lalu kirim 25 ton dengan tujuan sama ke Turki,” ujarnya saat pelepasan ekspor tepung Mocaf bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Pendopo Dipayuda Adigraha Banjarnegara, Jumat (4/11/2022).
Ia menyampaikan, ekspor tepung mocaf ini bukan kali pertama. Sebelumnya juga dilakukan di beberapa negara, seperti Inggris, Oman, Malaysia dan Singapura.
“Sebelumnya pernah Inggris, Oman, Malaysia dan Singapura. Awal mula untuk ekspor saat kami pergi di luar negeri, restoran-restoran banyak menyajikan menu yang gluten free. Nah itu ada pada tepung mocaf, sebaliknya tidak ada pada tepung terigu,” jelasnya.
Saat ini, tepung mocaf sengaja digencarkan produksi dan pemasarannya. Sebab, tepung mocaf digadang-gadang bisa mengurangi ketergantungan masyarakat pada tepung terigu.
“Jadi banyak olahan yang terbuat dari tepung terigu ternyata bisa diganti dengan tepung mocaf. Seperti mendoan, mie ayam, dawet, roti. Bahkan tepung mocaf tetap bisa mengembang untuk membuat roti tawar,” kata dia.
Dengan mengekspor tepung mocaf ini diharapkan mampu membangkitkan pemanfaatan singkong menjadi tepung. Apalagi, Indonesia mempunyai hasil panen singkong yang melimpah.
“Sebenarnya kami fokusnya di Indonesia. Karena pada tahun 2017, Indonesia negara kedua penghasil singkong terbanyak setelah Brazil. Jadi harapannya ini bisa membangkitkan semangat masyarakat untuk memanfaatkan singkong. Dari makanan marjinal menjadi bahan olahan yang mempunyai nilai jual lebih,” paparnya.
Di sisi lain, Indonesia juga termasuk salah satu negara dengan impor tepung terigu terbanyak di dunia. Hanya ia berharap, harga tepung mocaf bisa bersaing dengan tepung terigu.
“Selama ini tepung terigu ada subsidi konsumen, sedangkan mocaf kan tidak. Sebenarnya kita bisa turunkan harga mocaf di bawah tepung terigu tetapi nanti yang dikorbankan petani singkong. Jadi kami sudah mengajukan permohonan agar tepung mocaf bisa disubsidi,” tambahnya.
Mendag Zulhas Janjikan Subsidi
Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) berjanji akan memberikan subsidi pada tepung Modified Cassava Flour (Mocaf). Sehingga tepung yang berasal dari singkong ini bisa bersaing dengan tepung terigu di pasaran.
“Ini karya anak-anak muda singkong menjadi tepung mocaf. Dan memang harganya masih Rp 15 ribu, nanti jualnya harus Rp 12 ribu. Rp 3 ribunya kita subsidi dari pemerintah daerah danpemerintah pusat. Baru bisa bersaing,” ujar Zulhas.
Namun demikian, Zulhas belum bisa memastikan terkait kapan rencana subsidi akan dilakukan. Tetapi, ia adanya olahan singkong menjadi tepung harus didukung.
“Waktunya kapan, kami kaji dulu. Tetapi ini sangat strategis, jadi harus didukung ramai-ramai. Ini kan menyerap hasil pertanian kita, kemudian kita bayarnya rupiah, mengurangi impor dan yang bayarnya dolar. Jadi sangat strategis,” kata dia.