Jatim – Dokter spesialis paru-paru Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Isnin Anang Marhana, menerangkan efek paparan gas air mata dalam beberapa situasi dan kondisi. Isnin awalnya mendeskripsikan sifat zat yang terkandung dalam gas air mata.
“Gas air mata tersebut merupakan kumpulan zat-zat dengan partikel yang sangat kecil, dan dia bisa terdisversi dalam udara,” ucap Isnin saat dikonfirmasi, Kamis (13/10/2022).
Isnin menuturkan gas air mata tak menimbulkan kematian, dengan catatan bila kondisi kesehatan paru-paru individu yang terpapar normal. “Kalau dia murni karena paparan gas air mata memang tidak menimbulkan kematian mestinya, bila pada paru-paru normal,” ujarnya.
Isnin kemudian menjelaskan zat gas air mata menjadi masalah bila paparannya dalam jumlah banyak. Efek paparannya, sambung Isnin, akan cepat dirasakan.
“Bila gas air mata tersebut terhirup dalam konsentrasi yang banyak, maka keluhan-keluhan itu akan cepat terjadi,” tutur dia.
Lebih lanjut, tutur Isnin, paparan zat gas air mata dalam jangka waktu lama dan dalam kondisi paru-paru yang kronis dapat menimbulkan kerusakan permanen pada paru-pari.
“Kalau dalam paparan yang singkat, dengan kondisi paru-paru normal, mestinya tidak mematikan. Kecuali dalam paparan yang lama dan kronis mungkin bisa menimbulkan kerusakan permanen dalam paru-paru kita,” terang Isnin.
Seperti diketahui, penggunaan gas air mata menjadi sorotan pasca-Tragedi Kanjuruhan. Dalam tragedi ini, 132 nyawa melayang.
Umumnya Korban meninggal dunia usai kehabisan oksigen saat berebut keluar Stadion Kanjuruhan. Mereka berdesak-desakan serta terinjak di area pintu Stadion karena panik usai tembakkan gas air mata.