BATANG, Jateng – Potensi kopi di Kabupaten Batang, Jawa Tengah berpeluang untuk berkembang di Pasar Ekspor Eropa Timur seperti Rusia.
Hal itu disampaikan Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia Jateng, Ade Siti Muksodah saat berkunjung ke event Kenduri Kopi yang digelar di Adinuso Reban, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, kopi di Batang bisa masuk dan dipasarkan ke Rusia seperti halnya kopi Wonosobo.
“Kopi di Jawa Tengah ini sudah bisa dipasarkan di Eropa dan beberapa daerah di Amerika.
Kita sudah mulai ke Afrika juga, kalau di Batang bisa masuk Rusia, bisa juga masuk Rusia seperti Wonosobo,” ujar Ade.
Ade menjelaskan, jika tahun 2023 ini ekspor kopi di Jateng pun sudah naik 11-13 persen dari tahun sebelumnya.
Saat ini ekspor kopi di Jawa Tengah masih menempati posisi belasan dalam ekspor kopi di Indonesia.
Meski begitu, menurutnya masih perlu ada edukasi yang mendalam untuk para petani kopi.
“Jadi tidak hanya kopinya yang berkualitas, tetapi juga petaninya berkualitas, sehingga nantinya keberlangsungan ekspor kopi ini lebih bertahan lama,” imbuhnya.
Salah satu petani kopi Batang, Rokhim, menjelaskan jika hasil panen kopi di kebunnya masih di angka standar.
Dimana per hektarnya bisa dipanen sekitar 12 ton sehari.
Meski begitu pihaknya mentargetkan bisa bisa panen 15-16 ton per hari dengan harga Bean saat ini berkisar Rp 65 Ribu – Rp 70 Ribu per kilogram.
“Untuk pemasaran kami sudah bekerja sama melalui kedai-kedai cafe, untuk jenis petik merah, walau belum seberapa kami fokus untuk menjaga kualitas, karena ini yang harus dipertanggungjawabkan,”ujarnya.
Sementara itu, Staf Khusus Kemnaker RI, Caswiyono menyebut jika kopi Batang perlu memiliki branding tersendiri sehingga tidak dimonopoli oleh daerah lain, karena kualitasnya yang sudah bagus.
Hal itu agar ekonomi kopi punya dampak untuk perekonomian lokal, harus dikembangkan lewat ekosistem, tidak bisa secara parsial.
“Ekosistemnya mulai dari budidaya, produksi, pengolahan, hingga pemasaran, dan harus terintegrasi dan ini sudah dilakukan oleh pegiat kopi di sini,”terangnya.
Terlebih kopi yang dikelola oleh petani sekitar merupakan kopi organik yang tidak terkontaminasi bahan kimia.
“Sehingga sehat kopinya, sehat alamnya dan sehat peminumnya, dan turut mendorong kualitas kopi lokal dan mendorong kesejahteraan petani,”pungkasnya. (aslama)
Sumber: jateng.tribunnews.com
Polda Jateng, Jateng, Polrestabes Semarang, Polres Rembang, Polres Sukoharjo, Polres Pati, Polres Batang, Polres Humbahas, Polda Sumut, Kapolres Sukoharjo, AKBP SIGIT, AKBP Hary Ardianto, Polres Lamandau, AKBP Bronto Budiyono, Polres Banjarnegara, Kapolres Banjarnegara, Pemkab Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara, Kapolres Rembang, AKBP Suryadi