SEMARANG – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memastikan pelaku penembakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) bukan bagian jaringan terorisme.
Kepala BNPT Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengatakan, setelah dilakukan pemeriksaan, pelaku penembakan bukan dari kelompok radikal.
“Pelaku penembakan MUI Jakarta itu bukan kelompok radikal, namun orang sakit,” kata Rycko, saat ditemui di Kantor Persadani, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat (5/5/2023).
Dia mengatakan, pelaku penembakan di Kantor MUI Jakarta tersebut teridentifikasi masuk kategori psikopat, bukan dari jaringan terorisme.
“Itu tidak ada hubungannya dengan radikalisme dan terorisme sama sekali,” kata dia.
Di kesempatan yang sama, dia berpesan kepada para eks narapidana teroris untuk meneguhkan rasa kebangsaan.
Para eks narapidana teroris yang hadir juga sepakat untuk menjaga kesatuan Indonesia.
“Ini berkomunikasi untuk menjaga rasa kehormatan dan toleransi di Indonesia,” papar dia.
Rycko Amelza juga sempat berdialog dengan eks narapidana teroris yang hadir dalam acara tersebut, salah satunya adalah soal kesejahteraan.
“Kami sudah silaturahmi dengan Yayasan Persadani. Kita kembali meneguhkan rasa kebangsaan kita,” imbuh dia.
Ditanya soal polarisasi di tahun politik, Rycko Amelza tak berbicara banyak.
Dia mengaku dalam pertemuan dengan eks narapidana teroris tersebut tidak membahas soal politik.
“Sama sekali tak ada bicara politik,” imbuh Rycko Amelza.
sumber : Kompas.com