REMBANG, Jateng – Petani di Kota Santri dikenalkan teknologi baru pembuatan pupuk. Bahan utamanya lima jenis tanaman hijau. Kelima tanaman itu diremas di dalam bak berisi air kurang lebih lima liter.
Air hasil remasan yang tampak berminyak dan lengket lantas disaring. Selanjutnya dipindah ke dalam botol dan disimpan tiga sampai lima hari. Setelah itu disemprotkan ke tanaman mengikuti arah angin dan dikabutkan.
Pelatihan teknologi biosaka kemarin difasilitasi Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang. Penyuluh dan perwakilan gabungan kelompok tani (Gapoktan) ditrasfer ilmu dari penemunya langsung. Yakni Muhamad Ansar, Petani asal Blitar, Jatim.
”Ada penemuan yang disebut biosaka oleh pak Ansar dari Jatim. Kenalkan teknologi biosaka dari bahan alami yang kemudian diolah dengan air. Lalu disemprot ke tanaman,” kata kepala Dintanpan Rembang, Agus Iwan Haswanto kepada Jawa Pos Radar Kudus.
Lanjut Agus sampaikan mereka yang sudah praktik bisa kurangi pupuk sampai 50 persen. Terobosan itu dikenalkan penyuluh dan petani. Supaya bisa cepat dibuktikan dan aplikasikan. Sehingga subsidi pupuk pemerintah tidak menjadi kendala terhadap petani.
Fungsinya bisa signal tanaman. Untuk bisa adaptasi lingkungan dengan baik. Jadi dipilih rumput-rumputan, tanaman yang adaptasi bagus dan sehat. Kemudian kimia ditularkan melalui semprotan, tanaman budidaya padi, jagung atau lain sehingga punya adaptasi tanaman asalnya.
”Diajari langsung pembuatan elsitor biosaka. Perangsang tanaman untuk bisa lebih adaptif menolak hama. Tumbuh lebih bagus,” terangnya.
Iya persoalan pupuk masih menjadi momok petani. Harga semakin mahal. Subsidi di kurangi. Tak ayal petani selalu menjerit. Kesulitan pupuk dan biaya tinggi. Sehingga sudah saatnya petani lepas dari ketergantungan pupuk kimia.
Muhamad Ansar, Petani asal Blitar, Jatim sudah seringkali disampaikan. Asumsi publik biosaka dikira sebuah produk. Namun sebuah gerakan selamatkan alam kembali ke alam. Karena banyak hukum yang dilakukan pada kenyataan merusak dan dampaknya negatif.
”Bio satu kesadaran bahwa alam sudah sempurna ciptakan. Lalu sumber makanan utama dunia biologi. Paling dirantai puncak tanaman. Kemudian saka sendiri selamatkan alam kembali ke alam. Karena manusia tercipta setelah kesempurnaan alam. Bukan untuk menyempurnakan alam. Namun merawat kesempurnaan tersebut,” gambaranya.
Substansi biosaka menyadarkan tanaman yang ditanam. Tanaman budidaya yang ditanam. menyadarkan bahwa dilingkungan sebenarnya ada rumput yang selalu tumbuh dengan baik. Dan juga makan makanan bukan pupuk dari pabrik.
Penyuluh asal Punjulharjo, Rembang, Nurhadi menambahkan tadinya merasa sanksi. Daun-daun bisa menambah kesuburan tanaman. Namun setelah praktik langsung hasilnya nyata. Sebelumnya tanam padi dengan sistem tabela.
”Waktu 1-2 pekan pertumbuhan belum bagus. Saya coba, semprot langsung. Aplikasi kedua minggu berikutnya dengan cara angkat keatas, sepekan kemudian tanaman bagus. Sudah aplikasi ke empat saya merasa takut jangan-jangan tanaman sebelum ambyak roboh. Saya konsultasi ahlinya tidak apa-apa, tumbuh bagus dan lainnya mengikuti,” imbuhnya.
sumber: radarkudus