BANJARNEGARA, Jateng – Kini ada kecenderungan masif di kalangan wisatawan kembali ke alam (back to nature). Wisatawan bergeser dari mall-mall atau objek-objek wisata buatan dan memilih terlibat langsung dalam even-even festival seni budaya, berinteraksi dengan masyarakat dan menikmati objek di pedesaan seperti water tubing serta keindahan alam.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil ketua DPRD Jawa Tengah, Ferry Wawan Cahyono, dalam diskusi bertajuk Pemberdayaan Potensi Desa Sebagai Tujuan Wisata yang digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banjarnegara di FOX HARRIS Hotel & Convention Banjarnegara, Jumat malam 30 Maret 2023.
Sejumlah nara sumber lain dalam ikut dalam diskusi tersebut, yaitu Sudaryo (Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata), Direktur operator arung jeram Sungai Serayu The Pikas Adventure, Fajar, pengelola objek wisata Curug Pletuk, Mardi, dan General Manajer FOX HARRIS Hotel & Convention, Vicky Ganda Kurnia Sulengkar.
Menurut Ferry, di luar objek wisata Dieng yang merupakan salah satu dari 4 objek wisata unggulan Jawa Tengah, potensi wisata di Kabupaten Banjarnegara luar biasa besar dan layak dijual. Sejumlah desa telah mengembangkan potensi tersebut, diataranya Desa Kalilunjar, Pesangkalan, Dawuhan dan Pekandangan.
Jika digarap secara serius, Desa wisata akan menumbuhkan ekonomi masyarakat. “Adakan festival ini, festival itu di desa-desa wisata, sehingga menambah kebetahan wisatawan,” kata Ferry.
Mereka bisa sehari menginap di hotel dan sehari menginap di destinasi. Semakin banyak pengunjung, maka semakin banyak uang beredar.
“Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama DPRD hadir untuk mendukung pengembangan potensi itu, dengan menerbitkan Perda Nomor 2 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan Desa Wisata,” ujar Ferry pula.
Payung hukum yang merupakan Perda inisiatif DPRD itu, memungkinkan desa-desa yang sedang merintis sebagai desa wisata untuk mendapatkan anggaran dari pemerintah provinsi. “Maka jangan sungkan-sungkan untuk mengajukan permohonan bantuan dana ke provinsi,” kata Ferry.
Menurut Ferry, pada tahun anggaran 2023 Pemprov Jateng mengalokasikan anggaran untuk mendukung wisata Dieng Rp 1 miliar dan Desa Wisata Kalilunjar Rp 100 juta.
Sebelumnya, Sudaryo dari Dinas Pariwisata Kabupaten Banjarnegara mengatakan, ada sejumlah kendala dalam upaya pengembangan desa wisata, diantaranya masalah SDM.
Langkah yang ditempuh, pada 2018 Dinas Pariwisata memfasilitasi pembentukan asosiasi Desa Wisata Banjarnegara (Dewitara) dan mengajak mereka dalam kegiatan goes to campus di Pusat Studi Pariwisata UGM untuk belajar di lembaga tersebut selama 2 hari.
“Harapan kami, dengan peningkatan kualitas SDM, akan muncul ‘Dieng baru’ yang mampu menyedot pengunjung,” kata Sudaryo. Pembinaan terhadap desa wisata terus dilakukan berikut kucuran dana APBD dengan kisaran Rp 15 juta – Rp 20 juta.
“Kami bersyukur, karena bantuan dari pemerintah provinsi melalui mas Ferry dari tahun ke tahun terus bertambah,” ujar Sudaryo pula.
General Manajer FOX HARRIS Hotel & Convention, Vicky Ganda Kurnia Sulengkar, menyatakan, meski Banjarnegara memiliki banyak potensi wisata, namun prosentase tamu yang datang ke hotel bintang 4 itu untuk berwisata di Banjarnegara masih rendah.
“Sejak beberapa bulan hotel dibuka, wisatawan yang datang kurang dari 20 persen, selebihnya bisnis,” katanya.
Menurut Vicky, untuk menjadikan Banjarnegara sebagai destinasi wisata, potensi yang ada harus ditangani secara profesional. Promosi harus digencarkan. Termasuk penyediaan pendukungnya seperti pusat oleh-oleh dan dawet ayu khas Banjarnegara.
“Sampai sekarang, saya bingung ketika ditanya di mana pusat oleh-oleh di Banjarnegara,” ujar Vicky pula.
Padahal, menurut Vicky pula, tipikal wisatawan dari Jakarta misalnya, tak bisa disuguhi dengan sesuatu yang ecek-ecek. “Maka kita harus siap. Kalau tidak, mereka tak akan datang kembali,” katanya.
Vicky menambahkan, pelaku pariwisata harus merapatkan barisan dan berkolaborasi. Ke depan, kami akan sering ngobrol sama Dinas Pariwisata untuk menuju Go National,” ujarnya pula.
Sumber: krjogja.com