Polres Demak Tangkap Mantan Kades Surodadi Atas Penyelewengan Dana Desa

Avatar photo

DEMAK, Jateng Mantan Kepala Desa (Kades) Surodadi, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Abdul Wahid, diduga melakukan korupsi dana desa yang dipimpinnya.

Kerugian negara akibat praktik tercela yang dilakukan Abdul Wahid mencapai ratusan juta rupiah.

Abdul Wahid diduga menyalahgunakan keuangan desa pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) tahun anggaran 2021.

Ia ditangkap jajaran Polres Demak saat bersembunyi di kawasan Gunungpati, Kota Semarang.

“Diduga tersangka Abdul Wahid mengeluarkan uang desa APBDes untuk kepentingan pribadi dan membuat keputusan tanpa musyawarah dengan perangkat desa maupun BPD,” kata Kapolres Demak AKBP Budi Adhy Buono saat konferensi pers, Rabu (8/3/2023).

AKBP Budi mengungkapkan, tersangka menyuruh bendahara desa untuk melakukan penarikan uang APBDes yang ada di rekening kas desa.

Selanjutnya, uang yang semula akan diserahkan oleh bendahara kepada pelaksana kegiatan diminta oleh tersangka. Alasannya tersangka sendiri yang akan melaksanakan kegiatan itu.

“Akan tetapi setelah tersangka menerima uang terdapat beberapa kegiatan yang tidak dilaksanakan,” ujarnya.

Praktik tercela yang dilakukan Abdul Wahid akhirnya diketahui warga Desa Surodadi.

Warga akhirnya melaporkan kasus itu ke Polres Demak.

Selanjutnya atas laporan tersebut Unit Tipidkor Satreskrim Polres Demak melakukan pengumpulan dokumen dan pemeriksaan terhadap pihak – pihak yang ada kaitanya dengan pelaksanaan APBDes Desa Surodadi tahun anggaran 2021.

“Setelah diperiksa, benar bahwa adanya perbuatan melawan hukum yang dilakukan tersangka. Atas tindakannya, negara mengalami kerugian sebesar Rp 747 juta,” ungkap AKBP Budi.

Berdasarkan bukti dan alat bukti yang telah di kumpulkan, semua anggaran desa bermuara kepada tersangka dan tidak ada sisa yang bisa diamankan.

Atas perbuatannya, mantan kades ini dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) dan/atau Pasal 3 dan/atau Pasal Jo Pasal 18 Undang-Undang nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang undang nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

“Tersangka dikenakan hukuman penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun,” pungkasnya.

Sementara itu, Abdul Wahid mengaku bahwa uang tersebut digunakan untuk kehidupan sehari-hari.

“Awalnya tidak segitu karena diambil sedikit demi sedikit akhirnya banyak,” kata Abdul Wahid.

Ia juga menjelaskan setelah sempat mendapatkan laporan panggilan dari Polres Demak terkait pemeriksaan dugaan korupsi dana desa itu.

Ia takut dan kabur. Namun masih di wilayah Jawa Tengah.

Hingga akhirnya ia ditangkap di Gunungpati, Kota Semarang.

“Setelah mendapatkan laporan, merasa takut terus saya lari. Saya mencoba buka usaha di Gunungpati Semarang tapi keburu ditangkap,” ungkapnya.

Diketahui bahwa Abdul Wahid, tertangkap oleh tim Polres Demak di kos-kosan yang berada di Gunungpati Kota Semarang, dengan keadaan bangun tidur.

sumber:  Tribunmuria.com

 

#POLDA JATENG, #JATENG, #JAWA TENGAH, #POLRESTABES SEMARANG, #POLRES REMBANG, #POLRES DEMAK, #POLRES BANJARNEGARA, #POLRES PATI, #POLRES SEMARANG, #POLRES BATANG, #POLDA KALBAR, #KALBAR, #SEMARANG, #PATI, #DEMAK, #BANJARNEGARA, #BATANG, #UNGARAN, #POLRI NEWS, #POLRI, #LISTYO SIGIT, #HUMAS POLRI, #POLISI