SEMARANG – Indeks kerawanan pemilu Kota Semarang mencapai 73,26 persen. Hal itu membuat Kota Lumpia menjadi daerah dengan tingkat kerawanan paling tinggi di Jawa Tengah (Jateng).
Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat Bawaslu Kota Semarang Nining Susanti mengatakan, dimensi sosial politik jadi salah satu faktor kerawanan pemilu di Kota Semarang.
“Dimensi sosial politik mencapai 57,06 persen kerawanan pemilu di Kota Semarang,” jelasnya saat dikonfirmasi, Kamis (16/2/2023).
Di dalam dimensi sosial politik yang mempengaruhi adalah bencana alam dan perusakan fasilitas pemilu.
“Netralitas ASN juga menjadi salah satu faktor,” kata dia.
Sementara, untuk dimensi penyelenggara pemilu mencapai 86,45 persen. Beberapa faktor yang ditemukan adalah adanya pemilih yang memenuhi syarat namun tidak terdaftar.
“Ada juga pemilih yang seharusnya tidak terdaftar namun terdaftar menjadi pemilih,” ungkap dia.
Adanya penduduk potensial pemilih namun tidak mempunyai identitas KTP juga menjadi salah satu bentuk kerawanan pemilu di Kota Semarang.
“Pemilih ganda juga ada temuan kemarin,” imbuh dia.
Nining juga tidak memungkiri terdapat penyelenggara pemilu yang berpihak kepada salah satu calon pada pemilu sebelumnya. “Pemungutan suara juga ada yang tertukar,” ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Ikuti berita terkini di Google News, klik di sini.