Kasus Diabetes Anak Meningkat, Kota Semarang Capai 377 Anak

Avatar photo

SEMARANG – Penyakit diabetes tak hanya diderita kalangan dewasa. Tapi, anak-anak pun kini banyak yang menderita penyakit kelebihan kadar gula darah ini.

Bahkan di Kota Semarang, jumlah anak yang mengidap diabetes terus mengalami peningkatan. Data Dinas Kesehatan Kota Semarang, jumlah penderita diabates yang bergantung pada suntikan insulin pada 2021 sebanyak 27 anak. ]]

Rinciannya, satu anak perempuan usia 0-12 tahun, serta 18 anak laki-laki dan 8 anak perempuan usia 13-18 tahun. Untuk kasus diabetes yang tidak bergantung pada suntikan insulin pada 2021 sebanyak 242 anak. Rinciannya, dua anak perempuan usia 0-12 tahun serta 111 anak laki-laki dan 129 anak perempuan usia 13-18 tahun.

“Dinas Kesehatan pun melakukan pencegahan dan mewanti-wanti agar orang tua waspada, serta memantau makanan yang dikonsumsi anak,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang

. Ia menyampaikan diabetes melitus tipe 1 terjadi karena adanya kerusakan pankreas. Hakam menjelaskan, jika pankreas rusak, maka tubuh tidak bisa menghasilkan insulin.

“Kasus diabetes tipe 1 terjadi karena rusaknya pankreas. Sehingga insulin harus dimasukkan saat makan,” jelasnya.

Dikatakan, awal terjadinya diabetes ini, karena pola makan yang salah. Selain itu, lanjut dia, anak tidak ada aktivitas atau jarang bergerak. Data pada 2021, lanjut Hakam, kasus diabetes yang tergantung pada suntikan insulin ada 27 anak. Namun pada 2022 menjadi 33 anak, dengan usia 0-12 tahun.

Diabetes ini, jelasnya, diderita satu anak laki-laki dan delapan anak perempuan. Sementara untuk anak usia 13-18 tahun terdapat sembilan anak laki-laki dan 15 anak perempuan.

“Kasus diabetes yang tidak tergantung insulin juga naik, dari 242 menjadi 344 anak. Sehingga total dengan yang tergantung suntikan insulin mencapai 377 anak,” paparnya.

Program deteksi dini dan skrining dilakukan Dinas Kesehatan dengan terjun langsung ke sekolah. Selain itu juga memanfaatkan dokter kecil yang ada di sekolah untuk memberikan edukasi kepada teman sekolah.

Selain pada anak, usia remaja juga menjadi sasaran, dengan dibentuk Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) atau Posyandu Remaja (Posrem), yang menyasar remaja berusia 15-18 tahun.

“Pelatihan yang diberikan adalah pola makan yang sehat, serta melakukan aktivitas fisik setiap hari, serta adanya deteksi dini,” katanya.

sumber: radarsemarang.jawapos.com

#Polda Jateng, #Jateng, #Humas Polri, #Polrestabes Semarang, #Polres Rembang, #Polres Demak, #Polres Banjarnegara, #Polres Semarang, #Polres Batang, #Polres Pati, #Polda Kalbar, #Polda Bengkulu, #Polres Mempawah, #Polres Sintang, #Semarang, #Pemkab Banjarnegara, #Kabupaten Banjarnegara, #Rembang, #Batang, #Pati, Demak, #Kota Semarang, #Kalbar, #Bengkulu, #AKBP Tommy Ferdian, #Hendri Yulianto, #Budi Adhy Buono, #Irwan Anwar, #Dandy Ario Yustiawan, #AKBP Fauzan Sukmawansyah

Ikuti berita terkini di Google News, klik di sini.