Keseharian Wanita ODGJ Semarang Hamil 8 Kali, Hidup di Rumah Tanpa Listrik

Avatar photo

Semarang – Wanita ODGJ di Semarang yang hamil 8 kali, SS (42) kini tinggal di sebuah tempat rehabilitasi di Bekasi. Saat di Semarang, dia hidup di sebuah rumah kecil tanpa fasilitas listrik.
Rumah SS berada di Kecamatan Mijen, sekitar 20 kilometer dari pusat Kota Semarang. Rumah itu sangat sederhana dengan luas sekitar 4×6 meter dengan atap asbes dan sebagian besar hanya berlantai semen tanpa keramik.

Di rumah itu, dia dulunya tinggal bersama ayahnya. Setelah ayahnya meninggal, dia hidup di rumah tersebut tanpa fasilitas listrik.

Warga pernah memasang listrik untuk rumah SS. Namun akhirnya ada kekhawatiran jika rumah itu dipasang listrik akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Sedangkan dikasih lampu aja diputus, dipukul, akhirnya kan tetangga nggak mau lagi, akhirnya nggak dikasih lampu,” kata adik sepupu SS, Las (42) saat ditemui di rumahnya, Kamis (26/1/2023).

Las sendiri merupakan saudara yang rumahnya paling dekat dengan SS. Rumah Las berjarak enam rumah dari rumah SS.

“Kalau dia kan sering keluyuran itu, kalau nggak pergi ya minta makan ke sini, sekadar makan saja,” ujarnya.

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan Tambangan, Ratna Herawati menyebut SS memang sering kedapatan keluyuran di berbagai tempat di Kota Semarang. Namun, biasanya setiap hari dia selalu pulang.

“Kadang naik bus, bisa dia, kadang ke Pasar Johar, pernah itu ketemu Pak Babinsa di Museum Ronggowarsito itu terus disuruh pulang,” kata Ratna.

Dia pun menyebut sudah melakukan pemantauan pada SS sejak 2016. Biasanya dua kali dalam seminggu PSM kelurahan mengunjungi SS.

SS juga sudah beberapa kali dibawa ke rumah sakit jiwa (RSJ) dengan harapan bisa mendapat rehabilitasi. Namun, SS selalu bisa pulang kembali ke rumah.

“Bawa ke RSJD Amino Gondohutomo, Salam Sari (Balai Rehabilitasi Ngudi Rahayu), tapi dia pergi waktu masih rehabilitasi, pulang sendiri, bisa pulang sendiri,” ujarnya.

Beberapa tahun yang lalu, SS belum tampak seperti orang gangguan jiwa. Gangguan jiwa hanya terlihat ketika dirinya tidak bisa diajak berkomunikasi dan ketika mengamuk.

“Ngomongnya dia kadang nyambung, kadang nggak nyambung, selama dia enjoy dengan yang diajak ngomong ya dia enjoy aja. Dia paling nggak suka itu kalau terlalu banyak orang,” ujarnya.

sumber: detikjateng

#Polda Jateng, #Jateng, #Jawa Tengah, #Humas Polri, #Polrestabes Semarang, #Polres Rembang, #Polres Demak, #Polres Banjarnegara, #Polres Semarang, #Polres Pangandaran, #Polres Mempawah, #Polres Batang, #Pemkab Banjarnegara, #Kabupaten Banjarnegara, #Banjarnegara, #Polda Jateng, #Polda Kalbar, #Hendri Yulianto, #Budi Adhy Buono, #Irwan Anwar, #Dandy Ario Yustiawan, #Kapolres Sintang, #AKBP Tommy Ferdian