PATI – Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jawa Tengah catat ada 653 hektar sawah di Kabupaten Pati alami gagal panen.
Kepala Distanbun Jateng, Supriyanto menyebutkan, selain Kabupaten Pati, di Kabupaten Kudus juga alami gagal panen, dengan luasan sawah 101 hektar.
“Untuk wilayah yang gagal panen hanya di dua kabupaten tersebur, dengan total 754 hektar sawah,” ujarnya saat di konfirmasi, Selasa (10/1/2023).
Gagal panen atau puso ini merupakan bagian dari 16.972.1 hektar sawah yang terdampak banjir yang melanda wilayah Pantura Jateng.
“3 hari pasca kejadian kerugian dihitung dari masa pertumbuhan generati (sudah menghasilkan biji padi). Jadi kalau (padi) umur 10 hari sampai sebulan belum ada kerugian,” jelasnya.
Bencana banjir tersebut, terhitung sejak 26 Desember 2022 hingga 3 Januari 2023 yang telah melanda 11 kabupaten di pesisir Pantura Jateng.
Berdasarkan data Distanbun, dari dua Kabupaten tersebut diketahui 5,555 kilogram padi terdampak.
“Kerugian yang di alami para petani Kudua dan Pati akibata banjir Rp 22,9 miliar (Pati Rp19,9 miliar dan Kudua Rp2,9 miliar),” ungkapnya.
Supriyanto melanjutkan, kalau di wilayah luar Pantura tidak ada keluhan dari petani. Sedangkan lokasi yang dihitung kerugiannya yang gagal panen saja. Ia mengagap kalau tidak puso masih bisa di panen.
Kendati demikian, ia mengira kerugian yang dialami tidak terlalu signifikan karena belum memasuki musim panen.
“Seperti Grobogan atau wilayah Batang disana tidak terpengaruh,” katanya.