SALATIGA – Suasana Benteng Fort de Hock yang berada di komplek kantor Satlantas Polres Salatiga pada Sabtu (17/12/2022) malam terlihat meriah.
Diketahui ada agenda nonton bareng (nobar) perebutan juara ketiga Piala Dunia 2022 antara Kroasia melawan Maroko. Nobar tersebut dihadiri Forkompinda dan masyarakat.
Saat pertandingan antara Kroasia melawan Maroko, penonton ‘terbelah’ menjadi dua kubu. Saat gol silih berganti dan skor menjadi 1-1, penonton pun saling ejek untuk menyemarakkan suasana.
Ketika gol kedua Kroasia terjadi, teriakan kemenangan pun menggema hingga Luca Modric Cs meraih juara ketiga. Tak ketinggalan Kapolres Salatiga AKBP Indra Mardiana ikut meledek Timnas Maroko.
“Gimana tuh, Maroko mainnya enggak jelas,” celetuk Indra.
Dandim 0714/Salatiga Letkol Inf Ade Pribadi Siregar pun menangapi ledekan Kapolres Salatiga iti.
“Yang penting semangat aja,” saut Ade.
Diketahui, Benteng Fort de Hock adalah bangunan cagar budaya yang dirombak menjadi kafe. Sebelumnya, kafe ini telah buka, namun sempat tutup selama beberapa waktu
“Malam ini, Kafe Fort de Hock kembali dibuka, agar menggerakan perekonomian dan juga bisa digunakan aktivitas masyarakat,” kata Kapolres Salatiga AKBP Indra Mardiana.
Benteng Fort de Hock setelah direnovasi menjadi salah satu tujuan warga untuk mencari spot foto yang menarik. Sebelumnya, lokasi ini menjadi tempat menaruh mobil yang terlibat kecelakaan, sehingga terkesan angker dan tak terurus.
Namun sekarang, keunikan bangunan Benteng Fort de Hock menjadi unggulan warga untuk sekadar melepas kepenatan. Bangunan dengan konstruksi lengkung sehingga kolomnya membentuk setengah lingkaran. Ciri khas ini tidak dimiliki bangunan peninggalan Belanda lain yang ada di Kota Salatiga.
Indra mengungkapkan, dengan dibukanya Kafe Fort de Hock, masyarakat yang berkunjung menjadi semakin nyaman. Apalagi pembukaannya bertepatan dengan momen Piala Dunia.
“Bisa menghabiskan waktu kala sore atau malam sembari melihat keindahan bangunan ini, banyak titik foto juga, karena selain bangunan utama, ada beberapa tambahan yang menarik tanpa mengubah bentuk asli,” terangnya.
“Ini memang kita barengkan dengan nonbar karena momentumnya sangat tepat, saat Piala Dunia. Kalau Piala Dunia, yang tidak paham sepak bola, bisa jadi pengamat juga,” kata Indra.