REMBANG – Ratusan pekerja pabrik sepatu di Rembang dirumahkan baru-baru ini. Hal itu terjadi lantaran industri padat karya di kota garam itu mulai terdampak resesi akibat kondisi ekonomi global.
Bahkan, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinpperinaker) mencatat pekerja yang dirumahkan mencapai 380 orang. Selain banyaknya pekerja yang dirumahkan, kini ada juga kebijakan terkait waktu kerja yang hanya menjadi empat hari.
”Kebijakan yang diambil perusahaan salah satunya merumahkan tenaga kerja yang statusnya masih percobaan kontrak kurang tiga bulan. Totalnya ada 380 pekerja. Juga ada kebijakan pengurangan jam kerja menjadi empat hari,” kata Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Industrian dan Jaminan Sosial Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinnaker) Rembang, Teguh Maryadi.
Salah seorang pekerja, Junarsih, warga Sridadi, Rembang, menceritakan, pasca mendapat kabar dirinya dirumahkan. Ia pun lalu membanting setir untuk berjualan lauk pauk dan jajanan demi menghidupi keluarganya.
“Saya masuk kerja (PT PWI, Red) pada 22 Agustus. Kondisinya memang lagi seperti ini,” katanya.
Lebih lanjut, apa yang dialami Junarsih tidak membuatnya terpuruk. Dengan keterampilan memasak yang ia miliki, ia pun lalu memutuskan berwirausaha. Ia memiliki prinsip bahwa rezeki tidak akan kemana.
Tak hanya itu, berbekal motor matik, dirinya juga menjajakkan lauk pauk dan jajanan yang ia buat dari rumah ke rumah. Lebih lanjut, Kata Junarsih, ia tak mau hanya berpangku tangan dengan keadaan yang menimpanya.
”Saya telateni dagang, alhamdulillah juga masih jalan. Rezeki memang tak kemana. Kebetulan di pabrik belum tiga bulan. Infonya waktu itu kalau dibutuhkan dipanggil lagi,” ujarnya.