Fenomena Pelajar Jadi Gengster di Semarang, Apa Langkah Disdik?

Avatar photo

Semarang – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang menyebut banyak pelajar yang masuk menjadi anggota gangster di Semarang. Terkait dengan kondisi itu, Disdik Semarang pun menegaskan tidak akan mengeluarkan siswa yang terlibat gangster.
Hal ini dikatakan Kepala Disdik Kota Semarang, Bambang Pramusinto. Ia menyebut, anggota gangster didominasi para siswa SMP, SMA/SMK, serta remaja yang putus sekolah.

“Yang masuk gangster itu SMP, SMA, dan beberapa yang udah putus sekolah, usianya itu sudah usia SMA/SMK,” jelas Bambang kepada detikJateng di SMAN 1 Kota Semarang, Kamis (3/10/2024).

“Jadi kalau kami Dinas Pendidikan Kota Semarang prinsipnya semaksimal mungkin tidak akan mengeluarkan anak. Karena mengeluarkan anak ini kan sebenarnya memunculkan masalah baru,” tambah Bambang.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto di SMAN 1 Kota Semarang, Kamis (3/10/2024).

Menurutnya, ketika remaja yang terlibat dalam gangster itu dikeluarkan dari sekolah, mereka harus berupaya mencari sekolah atau pekerjaan lagi. Hal ini akan menimbulkan masalah baru jika remaja tersebut tak bisa mendapat sekolah baru dan justru kembali melakukan tindak kriminal.

“Nah kita tetap membina, tapi menyesuaikan dengan penanganan hukum yang dilakukan oleh aparat yang berwenang,” jelasnya

“Kalau itu memang masuk kategori kriminalitas, monggo ditindak dulu. Tapi kalau masih bisa dididik, nanti kami akan buat program-program untuk pembinaan anak-anak yang kemarin terlibat gangster ini,” sambungnya.

Bambang mengungkapkan, pihaknya telah berdiskusi dengan beberapa pihak untuk membuat program dalam upaya mencegah gangster semakin merebak di Kota Semarang.

“Seperti nanti kita akan buat program pembinaan mental, bekerja sama dengan lembaga-lembaga agama misal, selama 3 hari atau seminggu,” paparnya.

“Atau nanti bekerja sama dengan TNI, Kodim. Kita latih ke militer atau kalau perlu melibatkan KONI. Siapa tahu mereka itu sebenarnya bakat-bakat olahraga beladiri dengan mental mereka yang berani ini,” lanjut Bambang.

Bambang pun meminta seluruh masyarakat khususnya orang tua untuk mengawasi pergerakan anaknya yang notabene masih remaja. Mereka dapat mengecek telepon dan media sosial milik sang anak secara berkala, sebagai upaya mitigasi.

“HP-nya anak harus dicek, kan sudah disosialisasikan ada banyak gangster, mungkin ada yang nggak ketahuan. Harus dicurigai, grup-grup di handphone anaknya apa saja. Kalau orang tua saja nggak berani, apalagi sekolah,” tegasnya.

Sementara itu, Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, mengatakan kini 19 kelompok gangster yang terbukti melakukan kekerasan telah membubarkan diri. Sebanyak 77 orang ditahan, sedangkan 173 orang dikembalikan kepada keluarga. Ia pun mengimbau para orang tua untuk senantiasa mengawasi anak-anaknya.

“Yang terbukti melakukan pidana kita proses ada 77 orang dalam 43 kasus yang kami pidanakan, yang kami penjara, yang kami ajukan ke pengadilan melalui proses persidangan,” jelasnya.

“Sisanya yang kami temukan sifatnya hanya pelanggaran lalu lintas, hanya kumpul-kumpul sampai dengan larut malam, itu kita lakukan pembinaan. Kita kembalikan ke orang tuanya untuk dilakukan mitigasi,” lanjutnya.

Sumber : www.detik.com

 

Polrestabes Semarang, Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, Kota Semarang, Pemkot Semarang, Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, Kepolisian Resor Kota Besar Semarang, Polisi Kota Besar Semarang, Artanto, Ribut Hari Wibowo, pikadadamai, pilkadajatengdamai, pilgubjatengdamai