JAKARTA – Deputi IV Kantor Staf Presiden Juri Ardiantoro mengatakan, Forum Agama G20 atau Religion 20 (R20) mendorong agama sebagai sumber solusi terciptanya perdamaian dunia, bukan alat pemecah belah.
“Melalui forum itu, para pemimpin-pemimpin agama di dunia bisa meluruskan kembali substansi agama sebagai sumber moral etik bukan sebagai alat pemecah belah,” ujar Juri, Rabu 9 November 2022.
Menurut Juri, para pemimpin agama berperan penting menciptakan perdamaian global. Apalagi, dunia saat ini sedang menghadapi tantangan sulit.
“Misalnya, saat ini pandemi Covid-19 masih menghantui. Ketegangan politik terjadi di berbagai belahan dunia yang akhirnya mendorong terjadinya krisis, baik energi, pangan, maupun keuangan global, masih ada. Forum ini bisa menghasilkan solusi bagi berbagai masalah global, terutama dalam menjawab tantangan krisis,” ujar Juri.
Tidak hanya itu, Juri menilai, R20 jadi bukti bahwa tokoh muslim Indonesia diakui oleh dunia. Presiden Jokowi, kata Juri, berhasil menjaga Indonesia sebagai negeri muslim terbesar di dunia yang toleran dan moderat.
“Bahkan baru-baru ini lembaga riset independen The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC) merilis nama Presiden Joko Widodo, Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf, dan penceramah Habib Luthfi bin Yahya dalam daftar 50 tokoh muslim berpengaruh di dunia,” ujar Juri.
Forum Agama G20 atau R20 secara resmi dibuka di Nusa Dua, Bali, Rabu 2 November 2022.
R20 diinisasi oleh NU dan diketuai secara bersama dengan Liga Muslim Dunia atau Muslim World League (MWL). Forum ini dihadiri oleh lebih dari 400 undangan dari dalam dan luar negeri yang terdiri atas para pemimpin agama, sekte, dan aliran kepercayaan dari berbagai negara dengan jutaan pengikut.
Adapun tujuan R20, di antaranya untuk mencegah isu identitas sebagai senjata, membatasi penyebaran kebencian kelompok, mendorong diskusi yang jujur dan realistis di dalam komunitas agama, serta memasukkan nilai-nilai moral dan spiritual ke dalam kekuatan struktur geopolitik dan ekonomi.