Pekalongan – Sejumlah nasabah menggeruduk Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syari’ah (KSPPS) Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Mitra Umat di Jalan Dr Wahidin, Kota Pekalongan. Para nasabah meminta uang yang selama ini disimpan di koperasi tersebut bisa segera dicairkan.
Sembari membawa poster, nasabah yang sebagian besar ibu-ibu ini mendatangi kantor pusat KSPPS BMT Mitra Umat, Senin (1/4) siang. Mereka meminta pihak koperasi bertanggung jawab untuk mengembalikan uang mereka.
Salah satu nasabah, Walida (59) warga Pessindon, Kota Pekalongan, mengaku mempunyai simpanan uang di koperasi setempat sekitar Rp 70 juta. Namun, saat dirinya mau mengambil sebagian untuk keperluan Lebaran, beberapa kali petugas koperasi mempersulitnya.
Bahkan hingga Senin (1/4) sore, uangnya belum bisa dicarikan. Untuk itulah dirinya saat ini berkeinginan untuk menarik semua karena ia menilai koperasi sudah tidak sehat lagi.
“Saya menyimpan uang di BMT Mitra Umat dalam bentuk tabungan, deposito, dan simpanan Idul Fitri serta tabungan sembako. Totalnya hampir Rp 70 juta tapi tidak bisa diambil uangnya,” ujar Walida kepada detikJateng di lokasi, Senin (1/4/2024).
Para asabah koperasi geruduk kantor Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syari’ah (KSPPS) Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Mitra Umat di Jalan Dr Wahidin, Kota Pekalongan, Senin (1/4/2024). Foto: Robby Bernardi/detikJateng
Upaya ia untuk menarik yang tidak hanya sekali ini. Beberapa kali, petugas yang didatanginya mengatakan uang kas saldo kosong.
“Kata petugas, sudah tidak ada yang yang bisa diambil,” katanya.
Ia telah menjadi nasabah koperasi setempat delapan tahun lamanya, namun baru tahun ini koperasi mengalami kekosongan uang.
“Deposito saya ada Rp 50 juta, tabungan Rp 7 juta, simpanan Idul Fitri Rp 5 juta dan tabungan sembako saya tidak tahu persis jumlahnya karena buku tabungannya masih dipegang kolektor,” jelasnya.
Dari tabungan-tabungan itu, menurutnya, biasanya tiap menjelang bulan puasa dirinya selalu mengambil uang tabungan untuk persiapan Lebaran seperti membayar tagihan ayam potong, setoran utang, dan untuk kebutuhan sendiri menjelang Ramadan.
“Tapi sejak awal puasa hingga hingga mau Lebaran ini sudah tidak bisa diambil dananya, katanya kas kosong tidak ada uang,” sebutnya.
Aksi Sempat Memanas
Senin sore situasi aksi di depan koperasi kian memanas. Anggota polsek pun turun tangan untuk mengamankan aksi protes tersebut. Sejumlah nasabah terus berdatangan. Pihak kepolisian langsung melakukan upaya mediasi dengan mempertemukan perwakilan nasabah dengan pihak pengurus koperasi.
Kapolsek Pekalongan Timur, Kompol Akhwan Nazirin meminta nasabah untuk tenang dan tetap menjaga kesucian bulan Ramadan.
“Proses selanjutnya biar diselesaikan oleh perwakilan para nasabah yang telah menunjuk LBH Adhyaksa. Jadi kami persilakan nasabah untuk pulang ke rumah masing-masing agar suasana kondusif. Biarkan proses hukum diserahkan ke aparat penegak hukum dan LBH,” katanya.
Penjelasan Pihak BMT Mitra Umat
Sementara itu, Sekretaris Koperasi BMT Mitra Umat, Arif Budiharjo mengungkapkan pihaknya berupaya untuk menyelesaikan hak nasabah setelah Lebaran.
“Kami selaku pengurus meminta maaf kepada nasabah karena pelayanan belum maksimal dan bagaimanapun kami tetap bertanggung jawab. Adapun ada nasabah yang sudah melapor ke Polres kami hormati karena ini negara hukum dan biarkan semua tetap berproses. Kami semua yang ada di sini tetap akan bertanggung jawab,” ucap Arif di hadapan para nasabah.
Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Suryadi, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kompol Joko Lelono, AKBP Hary Ardianto, AKBP Bronto Budiyono