Banjarnegara – Tangan kanan dukun pengganda uang Slamet Tohari atau Mbah Slamet, Budi Santoso alias Bodrex, memberikan pengakuan sudah membawa puluhan tamu ke rumah Slamet. Bodrex menyebut total ada 29 tamu atau klien yang diantar ke Mbah Slamet selama periode dua tahun.
Hal itu terungkap saat Bodrex dihadirkan menjadi saksi di Pengadilan Negeri (PN) Banjarnegara. Bodrex yang juga menjadi terdakwa kasus penipuan penggandaan uang ini menggaet para korban Mbah Slamet melalui media sosial Facebook
Bodrex mengakui memiliki tiga akun Facebook yang digunakan untuk mempromosikan Mbah Slamet melalui grup Pesugihan. Lewat grup Pesugihan tersebut, Bodrex menawarkan jasa penggandaan uang dan siap untuk mengantar sampai ke rumah terdakwa Slamet Tohari alias Mbah Slamet.
“Yang membuat dan memposting di grup pesugihan saya. Dari tiga akun tidak ada yang menggunakan nama asli. Semuanya nama palsu,” kata Bodrex di sidang, Senin (30/10/2023).
Dari postingan tersebut, Bodrex berhasil menggaet 29 calon ‘klien’ penggandaan uang ke rumah Mbah Slamet. Ke-29 orang tersebut diketahui berasal dari luar daerah, di antaranya Jakarta, Surabaya, Lampung, Cirebon, Magelang, hingga Solo.
“Iya semuanya benar,” ujarnya saat dimintai konfirmasi nama 29 orang yang sempat dibawanya ke rumah Mbah Slamet oleh Ketua Majelis Hakim Niken Rochayati.
Bodrex juga mengaku hanya mengenal satu dari 12 korban Mbah Slamet yang ditemukan tewas di lahan perkebunan. Satu korban tersebut adalah Paryanto.
“Kalau Paryanto tahu. Tapi yang lain tidak tahu,” ucapnya.
Ia mengaku ke-29 orang tersebut berhasil digaet selama kurang lebih 1,5 tahun hingga dua tahun. Dari jumlah tersebut, ia mendapatkan bayaran dari terdakwa Slamet Tohari sebanyak Rp 2 juta per tamu.
“29 orang itu antara 1,5 tahun sampai 2 tahun, saya lupa. Setiap orang diberi bayaran Rp 2 juta dari Mbah Slamet,” katanya.
Bodrex juga melakukan perjanjian dengan para korban untuk mendapatkan 20 persen jika ritual penggandaan uang berhasil. Namun, dari 29 orang tersebut tidak satu pun yang berhasil.
“Tidak ada yang berhasil. Awalnya saya tahunya itu bukan penipuan. Baru tahu penipuan setelah pasien kelima,” tambahnya.
sumber: detikjateng
Polres Banjarnegara, Kapolres Banjarnegara, Pemkab Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara
Ikuti berita terkini di Google News, klik di sini.