7 Fakta Pungutan Infak di SMKN 1 Sale Rembang Berujung Kepsek Dicopot

Avatar photo

REMBANG, Jateng – Kasus dugaan adanya pungutan infak di SMKN 1 Sale Rembang mencuat berujung kepala sekolah (kepsek) dicopot. Disebutkan bahwa infak digunakan untuk pembangunan musala. Kabar itu membuat Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo geram.

Dinas Pendidikan hingga Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng pun turun tangan menindaklanjuti kasus tersebut. Simak fakta-faktanya, Kamis (13/7/2023) berikut ini:

1. Pungutan Infak Untuk Pembangunan Musala

Kepala SMKN 1 Sale Rembang, Widodo, menyebut pungutan infak atau disebutnya iuran itu merupakan inisiatif dan atas usulan dari pihak komite. Nantinya uang itu akan digunakan untuk membangun gedung musala sekolahan.

“Itu kan untuk pembangunan musala kita kan jumlah siswanya 550-an belum punya musala sama sekali untuk sarana ibadah. Karena mau praktik salat kesulitan, kemarin komite menawarkan ke wali murid dan disepakati, dan itu pun bagi yang tidak mampu tidak ditarik, tidak diwajibkan. Jadi bukan uang gedung, cuma dulu orang itu tahunya kan uang gedung,” jelas Widodo saat dihubungi detikJateng, Selasa (11/7/2023).

2. Penarikan Iuran Berlangsung pada Tahun 2022

Widodo menyebut iuran tersebut berlangsung pada tahun 2022 lalu. Selain menarik iuran kepada siswa, pihaknya juga mengajukan bantuan kepada pihak Badan Amil Zakat Nasional atau BAZNAS. Dia memastikan tak ada ketentuan penarikan uang, namun rata-rata menyumbang Rp 300 ribu.

“Itu (iuran) tahun kemarin, hanya sekali tahun kemarin 2022, dan ini musalanya belum jadi karena dengan melihat kemampuan wali murid yang tidak kita paksakan. Kemarin sekolah juga inisiatif mengajukan ke BAZNAS, dapat Rp 50-an juta dan sampai detik ini dibantu dengan teman-teman tambang (perusahaan tambang), material itu juga banyak. Tapi sampai sekarang ini (musala) masih belum jadi,” beber Widodo.

3. Kepsek Klarifikasi Rincian Pengumpulan Dana

Lebih lanjut, Widodo menjelaskan, dari iuran tersebut sudah terkumpul Rp 130-an juta. Sedangkan biaya untuk membangun gedung musala, kata Widodo diperkirakan sebesar Rp 260 juta sehingga masih ada kekurangan sekitar Rp 100 juta.

“Tidak ada ketentuan (penarikan iuran). Itu pun Rp 300 ribu, kisaran. Terkumpul Rp 130-an juta dan itu pun yang mengelola Komite semua, sekolah nggak ikut cawe-cawe. Itu (iuran) tahun kemarin, hanya sekali tahun kemarin 2022, dan ini musalanya belum jadi. RAB total biayanya Rp 260 jutaan. Kalau kekurangannya sesuai RAB Rp 60 jutaan, itu baru atapnya. Kalau plus keramik dan jendela tambah Rp 40 jutaan lagi, total Rp 100-an juta,” jelas Widodo.

4. Ganjar Geram soal Pungutan Infak di SMKN 1 Sale

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo kaget dan geram setelah mendengar pengakuan siswi SMKN 1 Sale tentang adanya pungutan di sekolahnya dengan dalih infak pembangunan musala. Momen itu terjadi saat acara seminar di Pendopo Kabupaten Rembang, Senin (10/7/2023).

Ganjar juga menyampaikan kasus tersebut sudah diurus oleh Dinas Pendidikan.

“Nggak boleh lagi, (sudah ketemu kepsek) sudah diurus dinasnya. Sanksi nanti diurus sama Dinas Pendidikan, ya,” kata Ganjar di RSU dr. Moewardi, Solo, Selasa (11/7/2023).

5. Kepala SMK 1 Sale Rembang Dibebastugaskan

Buntut dari adanya pungutan infak berdalih untuk pembangunan musala, Kepala SMKN 1 Sale, Rembang, widodo dibebastugaskan. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah (Disdikbud Jateng), Uswatun Hasanah buka suara terkait hal itu.

“Kita sudah melakukan langkah yaitu melakukan BAP baik itu cabang dinas maupun dinas induk, dan per hari ini berarti tanggal 12, kita sudah melaporkan kepada Bapak Gubernur bahwa Kepala SMK Negeri 1 Sale sementara ini di nonjobkan dahulu,” jelasnya di Kantor Disdikbud Jateng, Jalan Pemuda, Semarang, Rabu (12/7/2023).

6. Kepsek Ngaku Kecewa dan Pastikan Kooperatif

Kepala SMKN 1 Sale, Widodo mengaku kecewa dengan keputusan tersebut pencopotannya. Sebab, pungutan infak itu dia gunakan untuk pembangunan musala demi para siswa. Diketahui, Widodo dicopot dari dua jabatannya sebagai Kepala SMKN 1 Sale dan juga Plt SMKN 2 Rembang.

“Kalau kecewanya ada, tapi bagaimana lagi? Wong di sisi lain ingin membuat karakter siswa itu terbentuk. Karena sekarang P5 itu digembar-gemborkan, yang pertama kan beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Nah Kita mau beriman bertakwa itu gimana sarananya, kita kan juga dilema,” katanya via telepon, Rabu (12/7/2023).

Meski demikian, Widodo mengaku siap diperiksa soal iuran infak senilai Rp 300 ribu. Pihaknya juga memastikan bakal kooperatif.

7. Pemprov Janji Bantu Bangun Musala SMKN 1 Sale

Menindaklanjuti kasus pungutan infak di SMKN 1 Sale Rembang yang berdalih untuk pembangunan musala itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah berjanji akan membantu. Diketahui, proses pembangunan musala di sekolah itu baru sekitar 40 persen.

“Insyaallah ada (bantuan), apalagi kalau untuk tempat ibadah. Nanti kita bantu untuk tempat ibadah,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Uswatun Hasanah saat ditemui awak media di kantornya, Jalan Pahlawan, Semarang, Rabu (13/7/2023).

Disdikbud Jateng juga sudah pernah diminta dan memberikan bantuan terkait pembangunan musala itu. Meski demikian, Uswatun menyebut dirinya akan melakukan asesmen lebih lanjut seputar sarana dan prasarana di sekolah tersebut.

sumber: detiknews

 

Polda Jateng, Jateng, Polrestabes Semarang, Polres Rembang, Polres Sukoharjo, Polres Pati, Polres Batang, Polres Humbahas, Polda Sumut, Kapolres Sukoharjo, AKBP SIGIT, AKBP Hary Ardianto, Polres Lamandau, AKBP Bronto Budiyono, Polres Banjarnegara, Kapolres Banjarnegara, Pemkab Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara, Kapolres Rembang, AKBP Suryadi